Salin Artikel

Perempuan Muda Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Kota Malang, Diduga Bunuh Diri

Peristiwa itu terjadi pada Senin (6/5/2024) sekitar pukul 23.29 WIB. Identitas korban bernama A (20), asal Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anton Widodo mengatakan, korban ditemukan oleh kedua temannya setelah dimintai kakak korban untuk mencari korban.

Sebab, kakak korban sulit menghubungi korban beberapa jam sebelum korban ditemukan. Kedua teman korban mencari posisi korban melalui aplikasi di ponselnya.

Saat topi dari salah satu saksi jatuh ke arah bawah jembatan dan disorot menggunakan lampu senter ditemukan korban dalam kondisi tidak bergerak.

"Mulai sore di WA (WhatsApp) enggak balas, kemudian tidak tahu caranya bagaimana mungkin melalui aplikasi apa kok posisinya ada di Jembatan Tunggulmas."

"Ini mencari di situ, pas foto-foto di situ topinya ini jatuh kemudian disenter ternyata temannya," jelas Kompol Anton, Selasa (7/5/2024).

Setelah itu, anggota Polsek Lowokwaru bersama tim medis tiba di lokasi kejadian dan turun ke bawah jembatan. Setelah dicek, korban dalam kondisi meninggal dunia.

"Setelah itu, kami meminta bantuan Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang untuk mengevakuasi dan mengangkat jenazah."

"Dikarenakan lokasinya berada di bawah dan ketinggian antara jembatan dengan bagian bawahnya, mencapai sekitar 30 meter," jelasnya.

Setelah itu, jenazah dibawa ke kamar jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk dilakukan visum dan menghubungi pihak keluarga.

Korban saat ditemukan tewas mengenakan pakaian jaket krem dan celana hitam. Barang bawaan korban juga tidak ada yang hilang, seperti Hp dan dompet.

Saat ditemukan, jenazah korban tidak terdapat darah maupun busa dari mulutnya. Dari keterangan dokter forensik yang diterimanya, pendarahan dimungkinkan terjadi di dalam tubuh korban.

"Dia tidak akan mengeluarkan darah itu di luar. Ini bisa artinya bisa jatuh, tumpuannya tidak langsung di kepala yang membentur ke dasar lantai itu, bisa jadi kondisi badan dulu yang jatuh," katanya.

Pihak kepolisian masih menunggu keluarga korban datang ke Malang untuk meminta kesediaan dilakukan autopsi atau tidak.

"Atau cukup keterangan dari dokter kemudian melaksanakan visum jenazah luar, indikasi itu bisa tergambarkan ya kemungkinan jatuh dari atas, nanti kita menunggu hasil dari dokter forensik RSSA," katanya.

Dikatakannya, korban dan dua orang saksi sudah saling mengenal sejak tahun 2021.

Sebelumnya, korban pernah mengutarakan niatnya kepada kedua temannya itu untuk mengakhiri hidup sejak tahun tersebut.

"Terus akhirnya dikasih masukan, saran, akhirnya tidak dilakukan," katanya.

Korban pada Sabtu (4/5/2024) sempat mengabari temannya itu ke Malang.

Kemudian, korban datang ke Malang dan menginap di salah satu hotel kawasan Lowokwaru. Korban juga sempat rekreasi di Kota Batu.

"Nah, Senin sekitar jam 6 sore 18.00 (korban) sudah pamit, dihubungi lagi enggak bisa," katanya.

Diketahui juga bahwa korban meninggalkan surat di rumahnya yang berada di Jakarta. Inti isi surat tersebut bahwa korban ingin mengakhiri hidupnya di Malang.

"Surat itu ditinggalkan di rumahnya di Jakarta, dikirimkan penyidik ke sini, dia pamit lah, dia sudah pengen mengakhiri hidupnya di Malang," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/05/07/163712978/perempuan-muda-ditemukan-tewas-di-bawah-jembatan-kota-malang-diduga-bunuh

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com