Salin Artikel

Mantan Bupati Sampang Dilaporkan ke Polisi soal Dugaan Jual Beli Suara

Laporan tersebut disampaikan ke Polres Sampang pada Sabtu (4/5/2024). Adapun kerugian yang ditimbulkan diduga sebesar Rp 1 miliar.

Kepala Seksi Humas Polres Sampang Iptu Dedy Deli Rasidie membenarkan soal adanya laporan dari warga Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, terhadap mantan Bupati Sampang, Slamet Junaidi.

Laporan tertuang dalam surat nomor: LP/B/83/V/2024/SPKT/POLRES SAMPANG.

Laporan tersebut berisi tentang dugaan tindak pidana penipuan/perbuatan curang UU Nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP, subsider pasal 372 yang terjadi di Jalan Selong Permai, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.

“Laporannya pada Sabtu (4/5/2024) ke SPKT Polres Sampang,” ujar Dedy melalui pesan aplikasi WhatsApp, Senin (6/5/2024).

Keterangan pelapor

Thoha mengatakan, uang Rp 1 miliar itu mulanya diminta sebagai kompensasi pemberian 35.000 suara untuk calon anggota legislatif (Caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), AAM di Kabupaten Sampang.

Permintaan itu disampaikan terlapor di rumahnya di Bogor, Jawa Barat pada 6 Februari 2024 sebelum pemungutan suara. AAM disebut menyepakati permintaan terlapor. Namun uang tidak langsung diserahkan ke rumah terlapor.

“Uang diserahkan dengan transfer rekening setelah pertemuan di Bogor kepada orang suruhan terlapor bernama Slamet Iwan Supriyato,” terang Thoha.

Thoha yang merupakan rekan caleg tersebut menambahkan, uang diserahkan dua kali di tanggal yang sama yakni 7 Februari 2024. Tahap pertama ditransfer sebanyak Rp 800 juta. Tahap kedua sebanyak Rp 200 juta.

“Saya menyuruh orang untuk mentransfer uang permintaan pelapor sebanyak dua kali,” ungkapnya.

Setelah ditunggu sampai penghitungan suara Pileg untuk DPR RI, 35.000 suara yang dijanjikan tidak ada.

Karena suara yang dijanjikan tidak terwujud, pelapor mencoba menghubungi terlapor agar uang dikembalikan.

“Setelah kami minta agar uang dikembalikan, terlapor selalu berkelit. Bahkan saat dihubungi nomor teleponnya tidak pernah direspons,” tegasnya.

Tak tahu dilaporkan

Mantan Bupati Sampang Slamet Junaidi mengaku belum tahu bahwa diriya dilaporkan ke polisi terkait dengan dugaan penipuan dan penggelapan uang Caleg dari PKS.

Dirinya menilai, jika ada laporan itu karena ada motif politik.

“Saya tidak ada urusan dengan politik-politik begituan. Mohon maaf saya sedang berada di Jakarta bertemu seseorang,” kata Slamet Junaidi melalui sambungan telepon seluler.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/05/06/150942478/mantan-bupati-sampang-dilaporkan-ke-polisi-soal-dugaan-jual-beli-suara

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com