Salin Artikel

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Isinya, ia melayangkan protes kepada dua negara tersebut yang dinilai turut menyumbang sampah plastik ke Indonesia.

Terbaru, sosok 16 tahun dengan sapaan Nina ini bersama dengan 10 aktivis pegiat lingkungan dari India, Amerika Serikat, Norwegia, Indonesia dan Kanada, melakukan protes kepada produsen global yang dinilai telah menyumbang pencemaran sampah plastik di dunia.

Aksi protes dilakukan di depan Shaw Centre, tempat berlangsungnya INC-4 di Ottawa, Kanada.

Nina dan para aktivis tersebut memprotes para produsen global seperti Coca Cola, Pepsi, Danone, Nestle, Unilever, Wings dan Mayora, untuk menghentikan produk saset.

Karena, produk saset dinilai berkontribusi 50 persen terhadap pencemaran sampah plastik secara global.

Nina menjelaskan, mengacu makalah riset berjudul 'Global producer responsibility for plastic pollution', sepuluh merek tersebut harus bertanggung jawab telah mencemari bumi dengan sampah plastik dari barang produksinya.

Pada aksi protes yang dilakukan, Nina membawa spanduk bertuliskan 'Stop Flooding ASEAN countries with Your Sachet, No More Plastic In my Mouth, Stomach, Lung and Blood dan Stop Feeding Us Plastik'.

Aksi dilakukan di depan sculpture. Instalasi seni tiga dimensi berupa kran air di angkasa yang mengeluarkan botol plastik, yang merupakan Karya Von Wong, seniman berkebangsaan Kanada.

"Seni instalasi ini menggambarkan bahwa krisis polusi plastik bisa dihentikan, hanya dengan mematikan krannya." 

"Maka produksi plastik sekali pakai harus dihentikan, harus ada aturan yang kuat dan konsumen harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai," ujar Nina melalui keterangan tertulis, Jumat (26/4/2024).

Siswi SMA Muhammadiyah 10 Gresik tersebut juga sempat berorasi di depan ratusan aktivis lingkungan pada aksi hari sebelumnya.

Ia mengatakan, ekspor sampah plastik dari negara-negara maju ke ASEAN harus diakhiri, dikarenakan hanya akan menimbulkan bencana lingkungan berkepanjangan.

"Jika produksi plastik dan ekspor sampah ke negara-negara berkembang terus berlanjut, akan menciptakan bencana jangka panjang bagi lingkungan saya." 

"Lebih buruk lagi, orang tua saya mengatakan, bahwa bahan kimia berbahaya dalam plastik mengancam kesehatan dan hormon saya," kata Nina.

Atas dasar tersebut, Nina juga meminta produsen bertanggung jawab atas terjadinya krisis polusi plastik yang merusak ekosistem, meracuni rantai makanan dan gangguan kesehatan.

"Tahun 2020, saya mengirim surat protes agar Kanada berhenti mengirim sampah plastik ke Indonesia ke Pak Perdana Menteri Kanada, tapi hingga kini surat saya belum dibalas," ucap siswi SMA Muhammadiyah 10 Gresik tersebut.

Sementara INC-4 merupakan agenda berkumpulnya para pemimpin di dunia dalam rangka merundingkan Perjanjian Plastik Global.

Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 23 hingga 29 April 2024 di Ottawa, Kanada.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/26/214832878/upaya-gadis-asal-gresik-perjuangkan-indonesia-dan-asean-bebas-sampah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke