Salin Artikel

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Sebagai informasi, akses jalan menuju tempat akad nikah terputus setelah Jembatan Limpas Gondoruso rusak akibat diterjang banjir lahar Semeru.

Imbasnya, warga terpaksa menyeberangi Sungai Regoyo yang menjadi tempat mengalirnya lahar hujan Gunung Semeru.

Ali bercerita, kala itu dirinya bertugas bersama Bahaul Abror untuk menikahkan Angga Dwi Asmara (23) dan Misriati (21) di Dusun Liwek, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Rabu (24/4/2024).

Ali mengatakan, saat keduanya mendaftar di KUA, kondisi jembatan masih belum rusak dan belum ada banjir lahar.

Sehingga, kondisi tersebut tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Ali dan Abror.

"Daftarnya kan sebelum jebol jembatannya, jadi ya enggak kebayang juga mau jebol, tapi waktu hari H ternyata tidak bisa lewat," kata Ali melalui sambungan telepon, Jumat (26/4/2024).

Dengan pakaian rapi menggunakan celana panjang berwarna hitam dan kemeja batik, Ali menyeberangi jalur lahar yang alirannya saat itu cukup deras.

Menurut Ali, setelah jembatan rusak, kendaraan roda dua masih bisa melintas di Sungai Regoyo.

Namun, bertepatan dengan hari pernikahan, debit air sedang tinggi dan cukup deras. Sehingga, ia harus memarkir kendaraannya dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menyeberangi sungai.

Bahkan, Ali harus dibantu oleh dua orang pria yang bertubuh cukup besar. Mereka memegangi tangan kanan dan kiri Ali. Beberapa kali Ali juga tampak melompat demi menghindari derasnya aliran.

Sesampainya di seberang, keluarga pengantin pria sudah menunggunya dan langsung mengantar Ali ke tempat pernikahan.

"Ya basah semua, airnya itu diatasnya lutut, tapi sampai sana dipinjami pakaian oleh keluarga," lanjutnya.

Saat melintasi aliran banjir lahar, Ali mengungkap, perasaannya campur aduk. Ia terus menerus melantunkan doa agar diberi keselamatan.

Menurutnya, momen tersebut adalah kali pertama sejak ia bertugas di KUA. Ali khawatir berkas-berkas pernikahan pengantin rusak terkena air.

"Ya campur aduk, pokoknya doa terus, takut jatuh terus berkasnya rusak. Tapi Alhamdulillah selamat, berkasnya juga aman acara pernikahan lancar," kata dia.

Kepala Kemenag Kabupaten Lumajang Muhammad Muslim mengapresiasi kinerja Ali dan Abror.

Menurutnya, hal ini merupakan bentuk tanggung jawab menjalankan tugas apa pun kondisinya.

Meski begitu, Muslim mengimbau, para petugasnya untuk tetap berhati-hati saat menjalankan tugas. Khususnya di daerah-daerah rawan bencana.

"Ini adalah konsekuensi tugas karena tidak boleh kita membatalkan acara pernikahan, jadi kami minta para petugas untuk tetap berhati-hati," jelas Muslim.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/26/105805178/cerita-penghulu-di-lumajang-seberangi-banjir-lahar-semeru-demi-nikahkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke