Salin Artikel

Kronologi Ibu Muda di Gresik Mengaku Dirampok, padahal Terjerat Investasi Bodong

Perampokan terjadi di rumah kontrakannya yang ada di Jalan Taman Ruby, Pondok Permata Suci (PPS) di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Kepada polisi, AS mengaku seorang diri di rumah. Sementara teman satu kontrakannya berada di luar.

Saat kejadian, ia berada di dapur dan pelaku masuk lewat pintu samping yang kebetulan tidak terkunci.

Sementara kondisi sekitar rumah sepi karena bersamaan dengan waktu shalat magrib.

Menurut AS, pelaku mengambil ponsel dan perhiasan yang sedang ia kenakan. Bahkan pelaku sempat menyekapnya hingga korban mengalami luka lebam di wajah dan bibir serta luka sayatan di tangan.

Oleh pelaku, tangan korban ditarik dan didorong hingga terbentur meja.

Polisi sempat kesulitan mengungkap kasus perampokan tersebut karena CCTV tak mengarag ke lokasi kejadian.

Namun belakangan terungkap bahwa perampokan tersebut adalah rekasaya AS.

Ia nekat melakukan hal tersebut karena takut dimasarahi suami saat terjebak kasus investasi bodong.

Ponsel dan perhiasan digadaikan

Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan rekayasa kasus tersebut terungkap saat polisi memeriksa CCTV di sekitar tempat kejadian perkara.

Dari analisa, tak ditemukan kejanggalan dan orang yang mencurigakan di sekitar rumah korban di saat perampokan yang disebutkan korban.

Selain itu, usai melapor, korban tak bisa dihubungi oleh polisi dan tak diketahui keberadaannya.

"Hasil penyelidikan, handphone IPhone 13 Promax dan perhiasan yang dikatakan hilang oleh korban, faktanya digadaikan sendiri oleh korban," ujar Aldhino kepada awak media, Sabtu (20/4/2024) malam.

Selain mengaku kehilangan telepon genggam, korban sempat melapor kepada pihak kepolisian jika satu gelang, dua cincin, dan satu kalung juga diambil oleh pelaku.

"Penyidik memanggil pelapor untuk mengklarifikasi kebenaran kasus tersebut, dan terbukti bahwa pelapor mengarang cerita atau membuat laporan palsu," kata Aldhino.

AS pun mengaku luka lebam dan luka sayat terjadi karena ia bertengkar dengan seseorang karena masala pribadi.

Sementara telepon genggam dan perhiasan, digadaikan untuk investasi namun ternyata bodong.

"Uang hasil penggadaian barang tersebut digunakan untuk mengganti rugi uang kepada seseorang yang telah diajaknya untuk melakukan investasi, yang ternyata bodong," kata Aldhino.

"Alasan pelapor membuat laporan polisi, dikarenakan pelapor takut diketahui oleh suami karena memiliki masalah pribadi yang belum terselesaikan," tambah dia.

AS yang telah diamankan polisi pun mengakui cerita palsu soal perampokan yang ia laporkan ke polisi.

AS sendiri mengaku melakukan hal tersebut karena takut dimarahi suami.

"Sebenarnya tidak hilang atau dicuri orang, saya jual sendiri, uangnya saya berikan kepada seseorang," kata AS di Mapolres Gresik, Sabtu (20/4/2024).

Namun AS tak menyebut identitas orang yang memiliki masalah dengannya.

"Saya takut sama suami, karena masih menyembunyikan masalah yang belum terselesaikan," tambah AS.

Menurutnya, iPhone 13 Pro Max yang sempat disebut dirampok ternyata digadaikan dengan harga Rp 7,5 juta.

Sementara perhiasan milik digadaikan seharga Rp 9,5 juta.

Ia menjelaskan bahwa permasalahan dengan orang itu bukan masalah utang piutang, melainkan bisnis. Namun bisnis yang ia jalankan itu juga belum mendapat izin dari suaminya.

"Bisnis belum dapat izin dari suami, semua saya merahasiakan dari suami," ujarnya.

Ia juga menuturkan, luka di tubuhnya tersebut merupakan hasil dari pertengkaran dengan orang yang diajaknya berbisnis.

"Itu real masalah pribadi saya dengan seseorang," kata dia.

Meski mengalami luka karena orang lain, AS tidak akan melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: Reni Susanti, Pythag Kurniati, Aloysius Gonsaga AE), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/23/054500478/kronologi-ibu-muda-di-gresik-mengaku-dirampok-padahal-terjerat-investasi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com