Salin Artikel

Cerita Sopir Selamat dari Longsor Piket Nol : Jika Melanjutkan Perjalanan, Bisa Saja Saya Terkubur bersama Truk

Andai saja Eko melanjutkan perjalanannya, dia kemungkinan akan terkubur dalam peristiwa tanah longsor pada Kamis (18/4/2024) sore.

"Jika saya melanjutkan perjalanan kala itu bisa saja saya dan truk ini terkubur tanah longsor. Alhamdulillah masih diberi keselamatan," ucapnya bersyukur, dikutip dari TribunJatim, Minggu (21/4/2024).

Bekerja mengirim tripleks

Eko bercerita awalnya berangkat mengirimkan kayu tripleks dari sebuah perusahaan kayu di Kunir, Lumajang ke Pacitan Jawa Timur.

Dia berangkat sekitar pukul 15.40 WIB pada Kamis (18/4/2024), Eko mengatakan saat itu belum turun hujan. Namun awan sudah terlihat mendung.

"Berangkat dari pabrik itu sudah mendung, saya berdoa semoga diberi keselamatan di jalan," kata Eko.

Mengendarai Isuzu Elf, dia memilih rute Piket Nol karena jalur tersebut paling memungkinkan dilewati.

Berhenti di warung

Perasaan Eko mulai tak enak setelah tiba di Jalan Condro, Pasirian Lumajang saat menjelang petang.

Dia melihat mendung gelap sudah menyelimuti langit pada arah Gunung Semeru.

Eko masih melanjutkan perjalanan dengan kondisi hujan yang semakin deras.

Saat melewati jembatan Gladak Perak, Eko mengemudi dengan hati-hati karena hujan sangat deras.

Setelah memasuki jalur Piket Nol dengan suasana gelap gulita, perasaan Eko pun makin tak enak.

Ketika melihat sebuah warung kosong, dia memutuskan berhenti sejenak sampai cuaca lebih kondusif.

"Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti di warung tersebut sejenak sampai menunggu cuaca reda. Saat itu sudah jam mau setengah 7 malam," paparnya.

Dia masih bersabar dan menunggu hujan reda di warung kosong tersebut, meski jalanan sudah sepi.

Sekitar pukul 20:00 malam, Eko melihat petugas kepolisian bersama BPBD melaju ke arah barat.

Petugas berteriak kepada Eko, mengatakan jalur di depan tertutup tanah longsor sehingga tidak dapat dilewati.

Adapun lokasi tanah longsor itu sekitar 2 kilometer dari warung yang digunakan Eko untuk berteduh.

Mengetahui hal tersebut, badan Eko mendadak merinding karena dirinya mungkin saja menjadi korban longsor apabila dia nekat menerobos hujan lebat.

Eko lalu memutkan menginap di tempat tersebut pada malam tersebut dan baru berangkat kembali hari berikutnya setelah jalur dibuka.

"Tetap berangkat lewat jalur ini. Karena kalau lewat Probolinggo pastinya harus memutar sangat jauh. Saya memperhitungkan waktu dan bahan bakar juga," tutupnya

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Sopir Truk Lolos dari Maut Hindari Longsor di Piket Nol Lumajang, Ungkap Firasat saat Hujan

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/22/062329578/cerita-sopir-selamat-dari-longsor-piket-nol-jika-melanjutkan-perjalanan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com