Salin Artikel

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Akibatnya, 32 Kepala Keluarga (KK) mengungsi dan tiga jembatan terputus.

Anshori, warga Kecamatan Pasirian menceritakan detik-detik terjadinya banjir lahar Semeru.

Mulanya dia mendengar suara gemuruh air cukup keras yang datang membawa material vulkanis Gunung Semeru.

"Ada suara gemuruh dari Gunung Semeru," kata Anshori saat ditemui di Lumajang, Jumat (19/4/2024).

Sebelum banjir lahar terjadi, hujan lebat mengguyur kawasan tersebut.

"Hujan lebat mulai jam 17.00 WIB, sampai ada banjir besar malamnya pukul 19.00 WIB,"

Eko, warga Kecamatan Pasirian mengaku, sistem peringatan dini berupa handy talkie miliknya berulang kali menyala dan memberikan tanda akan terjadi banjir besar.

Menurutnya, peringatan sudah mulai ada sejak pukul 17.00 WIB atau pada saat getaran banjir mulai terdeteksi di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur.

"HT itu bunyi terus, apalagi waktu overscale, jadi kita langsung menjauhi sekitar sungai sambil mengamati keadaan banjir dari jauh," ceritanya.

Buwang, warga lainnya mengatakan, dahsyatnya banjir lahar lantas membuat jembatan Gondoruso jebol.

Sebelum menghancurkan jembatan, banjir terlebih dahulu merusak tanggul yang berada di sekitar jembatan.

"Tanggulnya jebol, air sampai sini langsung jebol jembatannya," kata dia.

Berdasarkan data pemerintah daerah, tercatat ada ratusan warga dari 35 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi. Warga tersebut berasal dari Dusun Sumberkajar, Desa Jugosari dan Dusun Kebondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Pasirian

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/19/111209178/kesaksian-anshori-saat-banjir-lahar-semeru-menerjang-ada-suara-gemuruh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke