Salin Artikel

Kasus Perampokan dan Pembunuhan di Gresik, Satu Pelaku Diduga Bunuh Diri, Tersangka Utama Buron

Sementara itu, anaknya yang masih berusia 2,5 tahun mengalami luka sayatan di kaki.

Sang suami menyebut istrinya adalah korban perampokan karena uang Rp 150 juta milik mereka yang tersimpan di lemari, hilang.

Dari hasil keterangan dokter forensik RSUD Ibnu Sina, ada empat luka tusuk di tubuh korban yakni di leher depan, leher belakang dan dada.

Beberapa hari setelah kejadian, FA (20), pria asal Kecamatan Dukun yang diperiksa sebagai saksi kematian Wardatun ditemukan tewas di sebuah gubuk di kebun jagung yang berada di Desa Wotan, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur, Selasa (26/3/2024).

Pada saat ditemukan, posisi korban tergeletak mengenakan jaket sweater dan juga sarung berwarna merah.

Dua hari sebelum ditemukan tewas, FA sempat dimintai keterangan oleh polisi pada Minggu (24/3/2024).

Belakangan terungkap FA terlibat perampokan dan pembunuhan Wardatun bersama dua pelaku lainnya yakni AS dan Ahmad Midhol.

AS yang juga tetangga korban berhasil ditangkap di Kabupaten Jombang, sementara Ahmad Midhol yang menjadi otak perampokan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Saat ditangkap, AS mengaku menggunakan uang hasil perampokan untuk membeli narkona jenis sabu.

Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan, menyatakan pria berinisial SA (20) yang jasadnya ditemukan di ladang diduga terlibat perampokan.

"Satu lagi SA. Semuanya warga Desa Ima'an," paparnya, Selasa (9/4/2024), dikutip dari TribunJatim.com.

Ia menjelaskan SA sempat diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.

Sehari setelah diperiksa, SA ditemukan tewas tanpa ada luka kekerasan di tubuhnya. Bahkan, pakaian yang dikenakan jasad SA sama seperti pakaian saat diperiksa di kantor polisi.

"Kemungkinan kuat, SA ini mengakhiri hidup karena ketakutan setelah diperiksa sebagai saksi. Ternyata dia adalah satu dari tiga pelaku perampokan di Desa Ima'an Dukun," lanjut dia.

"Dari hasil otopsi, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban meninggal karena asfiksia atau masalah sistem pernapasan, sehingga mengalami kekurangan oksigen," ujarnya.

Diduga SA mengonsumsi sianida atau pembasmi hama sehingga keracunan.

"Ada kandungan sianida di lambung SA. Jadi kemungkinan tersebar dia meminum sianida karena ketakutan terungkap dan ditangkap," bebernya.

Ia belum mengungkap peran SA dalam kasus ini dan masih fokus memburu otak perampokan, AM.

Menurut Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima, ketiga pelaku membawa kabur uang sekitar Rp 150 juta.

AS mendapat bagian sebesar Rp 8 juta serta ponsel milik suami korban yang ada di TKP.

Sementara sisa uangnya dibawa Ahmad Minol. Setelah kejadian, ketiga pelaku langsung berpisah.

"Sementara peran AS, dia yang masuk, buka pintu dan ambil handphone suami korban. Sedangkan Midhol yang masuk kamar (menusuk korban)," kata Aldhino.

Setelah mendapat bagian tersebut, pelaku AS lari ke wilayah Wonosalam Jombang untuk bersembunyi di rumah saudaranya.

Setelah lebih dari tiga pekan, dia akhirnya berhasil dibekuk aparat kepolisian.

Pengungkapan kasus ini sempat berliku, lantaran polisi dihadapkan pada posisi jasad korban yang telah dipindahkan, sebelum polisi datang di TKP.

Polisi juga sempat kesulitan lantaran terdapat beberapa sidik jari pada jasad korban.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/12/115500878/kasus-perampokan-dan-pembunuhan-di-gresik-satu-pelaku-diduga-bunuh-diri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke