Salin Artikel

Cerita Penumpang Mendarat Pertama Kali di Bandara Dhoho Kediri: Saya "Surprise"

Salah satunya Hadi Purwonoto. Penumpang Citilink QG 752 dari Jakarta asal Kabupaten Blitar tersebut mengaku tak menyangka dengan hadirnya bandara modern di Kediri.

“Saya surprise, sih. Enggak nyangka di Kediri ada penerbangan langsung dari Jakarta,” ujarnya Hadi, Jumat (5/4/2024).

Saat mengetahui soal penerbangan perdana, Hadi segera mencari tiket untuk mencobanya sekaligus mudik ke kampung halamannya. Lantaran agak telat memesan, dia mendapatkan harga tiket yang menurutnya relatif tinggi.

Pada penerbangan pertama, pesawat tersebut membawa 178 penumpang dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.

“Tahu ini (bandara) dibuka sudah agak terlambat. Saya dapat tarif juga agak tinggi Rp 1,4 juta. Seandainya awal-awal bisa Rp 900.000 dan itu akan lumayan terjangkau,” lanjutnya.

Hadi menilai, hadirnya Bandara Dhoho Kediri memudahkannya untuk pulang kampung. Sebab, selama ini dia bekerja di Jakarta dan dua minggu sekali pulang kampung

Bima, seorang penumpang asal Kota Kediri lainnya, merasakan nyaman dengan pendaratan perdananya di Kediri. 

“Tadi landing-nya juga smooth,” ujarnya saat ditemui di kawasan Bandara Dhoho, Jumat (5/4/2024).

Dengan beroperasinya bandara itu, dia mengaku tidak harus ke Bandara Juanda Surabaya lagi jika pulang dari Surabaya karena bisa langsung menuju ke Bandara Dhoho Kediri.

Dengan demikian, menurutnya, hal itu bisa memangkas waktu sekaligus menghemat biaya perjalanan yang ada.

“Biasanya saya kalau pulang harus di Bandara Juanda Surabaya dulu lalu baik bis atau kereta api. Sekarang bisa langsung ke bandara Dhoho yang langsung Kediri," katanya.

Malia, seorang penumpang lainnya asal Kabupaten Tulungagung, mengaku kagum dengan fasilitas bangunan maupun pelayanan Bandara Dhoho. Menurutnya Bandara Dhoho Kediri memang layak dan setara sebagai bandara internasional.

“Fasilitas luar biasa sama kayak (bandara) Jakarta karena level internasional. Landing pertama smooth, on time, kru kabin ramah, toilet bersih, overall sih nyaman,” ujar perempuan berjilbab itu.

Malia yang juga pemudik tersebut mengaku menghemat biaya dengan adanya bandara baru di Kediri. Sebab, sebelelumnya Malia biasanya turun di bandara Juanda Surabaya lalu naik kereta api ke Tulungagung.

Mei Chun, seorang calon penumpang, juga menyampaikan ekspresi gembiranya. Dia mengakui dengan adanya bandara itu bisa lebih memangkas waktu hingga dua jam untuk perjalanannya ke Jakarta.

“Jadi enggak perlu capek lagi ke Surabaya (Bandara Juanda). Kalau ke Surabaya perjalanannya saja nambah dua sampai tiga jam,” ungkapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/05/174240278/cerita-penumpang-mendarat-pertama-kali-di-bandara-dhoho-kediri-saya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke