Salin Artikel

Kemenhub Buka Jalur Baru Khusus Pemudik, Warga Sumenep Kini Bisa Naik Kapal dari Bali ke Pulau Raas

Jalur khusus tersebut yakni rute Celukan Bawang Buleleng Bali, langsung Pulau Raas, Sumenep.

“Kami mengharapkan dengan adanya rute baru ini bisa memperlancar arus balik dan mudik lebaran masyarakat Kabupaten Sumenep," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan, Antoni Arif Priadi dalam keterangannya, Senin (1/4/2023).

Antoni menjelaskan, rute baru yang disediakan disediakan oleh Kementerian Perhubungan tersebut merupakan skenario khusus yang disiapkan atas dasar permintaan dari pemerintah Kabupaten Sumenep.

Kapal yang beroperasi di rute baru bukan kapal penumpang, namun kapal navigasi atau kapal kerja, dalam rangka mengangkut masyarakat saat mudik dan balik lebaran dari Kecamatan Raas.

Alasannya, lanjut dia, dermaga di Pelabuhan Raas belum memadai untuk menerima kapal penumpang.

"Saat ini, dermaga Kecamatan Raas belum memadai untuk semua jenis kapal, jadi kami menyiapkan kapal negara yakni Kapal Navigasi atau Kapal kerja yang rencananya mulai melayani masyarakat pada 03 April 2024,” jelasnya.

"Dan Masyarakat kalau bisa untuk mudik jauh-jauh hari sebelumnya agar tidak terjadi penumpukan penumpang,” pungkasnya.

Terpisah, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengaku, permintaan untuk membuka rute baru dari Bali langsung menuju Pulau Raas tak lepas dari upaya mengurai terjadinya penumpukan penumpang dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Kecamatan Raas.

Apalagi, lanjut Fauzi, Sumenep sendiri memiliki banyak pulau-pulau kecil yang mayoritas penduduknya banyak merantau ke luar daerah.

"Saat itu kami menyampaikan bahwa Sumenep merupakan Kabupaten yang memiliki banyak pulau, yang membutuhkan sarana transportasi untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat,” terangnya.

Sementara, khusus rute mudik baru itu, Fauzi mengaku telah berbicara dengan Kementrian Perhubungan dan disepakati untuk menyiapkan empat kapal untuk melayani rute Pelabuhan Celukan Bawang menuju Pelabuhan Raas.

"Sementara ini, kapal itu tidak bisa melayani atau mengangkut kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, hanya untuk orang saja, sehingga masyarakat yang membawa kendaraan bermotor untuk melakukan pelayaran melalui Pelabuhan Jangkar,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/01/103305178/kemenhub-buka-jalur-baru-khusus-pemudik-warga-sumenep-kini-bisa-naik-kapal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com