Salin Artikel

Arisan Bodong di Bojonegoro Makan Korban, Kerugian Rp 925 Juta

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Seorang perempuan bernama AES, warga Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dilaporkan ke polisi oleh sejumlah warga.

AES diduga telah melakukan penipuan dan menggelapkan uang arisan milik anggota senilai hampir Rp 1 miliar yang dikelolanya sejak tahun 2021 lalu.

Salah seorang korban arisan yang mengaku bernama Hany menceritakan, pada tahun 2022 lalu, dirinya mulai bergabung dengan arisan yang digagas AES dengan janji dan perhitungan yang menggiurkan.

Pada awal mengikutinya arisan berjalan lancar, saat giliran mendapatkan uang arisan selalu dibayarkan utuh dan tepat waktu oleh AES.

Tetapi, seiring berjalannya waktu mulai di tahun 2023, arisan yang dikelola AES mulai tidak beres dan tidak transparan.

"Setiap dapat arisan, pencairannya lama, ada yang dicicil, ada yang tidak diberikan, kalau ditanyakan jawabnya berbelit-belit," kata Hany kepada Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

Hany mengaku terpaksa melaporkannya ke polisi agar ditangani dan diproses dengan baik sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Sebab, warga yang menjadi korban arisan yang dikelola AES juga banyak dan nilai kerugian juga cukup besar.

"Korbannya tidak hanya warga Bojonegoro, ada dari luar daerah dan TKI dari Taiwan dan Hongkong," ungkapnya.

Kuasa hukum korban arisan, Heri Tri Widodo mengatakan, sebelum melaporkan ke polisi, para korban sudah meminta pertanggungjawaban dari AES untuk mengembalikan uang arisan.

Tetapi, pihak AES hanya bisa menjanjikan pembayaran dengan cara mencicilnya sebesar Rp 100.000 sampai Rp 500.000.

"Total kerugian yang dialami 26 korban arisan tersebut mencapai Rp 925 juta," ujarnya.

Menurutnya, ada dua kelompok korban arisan yakni kelompok membeli dan mengikuti dan sudah bergabung sejak arisan itu dibentuk pada 2021.

"Total ada 26 orang yang secara formil melaporkan ke polisi, sebetulnya masih banyak lagi korban, tapi tidak ikut melapor," kata Heri Tri Widodo, dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

Heri Tri Widodo menyampaikan, sistem dalam arisan tersebut para anggotanya tidak saling mengenal dan tidak pernah bertemu.

"Untuk komunikasi melalui grup WhatsApp dan pembayaran arisan melalui transfer mulai Rp 10 juta hingga Rp 50 juta," ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Fahmi Amarullah mengatakan akan menangani kasus arisan Anisya yang justru diduga merugikan para anggotanya.

"Kasusnya masih didalami, saat ini kami periksa para terduga korban," kata AKP Fahmi Amarullah saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/3/2024).

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/30/125650778/arisan-bodong-di-bojonegoro-makan-korban-kerugian-rp-925-juta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com