Salin Artikel

Cerita Khozin, Pelukis Busur Panah yang Karyanya Jadi Buruan Pemanah dari Malaysia

MAGETAN, KOMPAS.com – Ade Khozinul Asror (27), pemilik Khozin Art di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terlihat serius menjaga guratan tinta warna emas supaya tetap lurus pada pola ornamen geometris pada kulit sapi yang membalut bagian lengan busur berwarna kehijauan.

Motif ornamen pada bagian busur panah yang dikerjakan kali ini cukup rumit karena beberapa garis terlihat tipis bertimpa dengan hitam gradasi hijau.

“Dibutuhkan kesabaran untuk telaten mengerjakan detail gambar yang sulit. Ini motifnya busur museum yang memiliki tingkat kerumitan sangat tinggi,” ujarnya saat ditemui di bengkel miliknya, Jumat (29/3/2024).

Menurut Khozin, selain dibutuhkan bakat melukis, untuk menghias kulit yang membungkus busur panah yang memiliki rentang lebar hanya sekitar 5 sentimeter membutuhkan kesabaran dan pengalaman menggunakan alat melukis.

“Kita pakai spuit untuk melukis detail kecil yang rumit. Dulu masalahnya harus mencari campuran antara tinta dan tiner yang pas agar menghasilkan goresan yang sempurna tidak melebar keluar garis,” imbuhnya.

Sejak 3 tahun terakhir, Khozin mengembangkan usaha pembuatan busur panah dan melukis busur panah. Awalnya dia belajar memanah saat mondok di Pesantren Al Fatah Temboro Magetan. Namun kegemarannya melukis membuat dia lebih dahulu memilih melukis busur panah.

“Kalau melukis sejak dari SD, tetapi seorang pelukis belum tentu bisa menghias busur panah karena memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakan detail dari gambar di hiasan busur panah,” imbuhnya.

Kepiawaian Khozin melukis busur panah diakui oleh penggemar olahraga panahan dari negeri jiran Malaysia.

Mayoritas busur panah yang dia kerjakan saat ini merupakan busur panah milik atlet panahan dari Malaysia.

“Lebih banyak pesanan melukis daripada membuat busur panah karena sebagian pembuat busur panah dari Medan, Sumatera Utara, mengirim ke sini busur polosnya, setelah dilukis baru kemudian mereka kirim ke pemesannya yang kebanyakan dari Malaysia. Mayoritas busur yang dilukis ini dari Malaysia ini permintaan lukisannya memang cukup rumit karena dari lukisan di busur ini bisa menggambarkan personal mereka,” jelasnya.

“Kalau untuk biaya melukis saja sementara busurnya dari si pemilik itu harganya antara Rp 550.000, namun jika lukisannya rumit dengan detail yang tinggi harga berbeda antara Rp 750.000 hingga Rp 850.000. Ada permintaan lukisan yang rumit dari Malaysia, pengerjaannya sampai 1 minggu karena butuh finising detailnya yang rumit. Warga Malaysia memang memperhatikan detail yang rumit dari sebuah busur panah,” katanya.

Khozin telah mempekerjakan sejumlah pemuda Desa Bogoarum untuk ikut membantu mengerjakan pesanan.

Mereka ditugasi untuk melakukan finishing pemesanan busur. Sementara untuk menjaga presisi dan keseimbangan busur panah masih dikerjakan sendiri oleh Khozin.

“Saya lebih konsentrasi untuk melukis karena tidak semua pembuat busur panah bisa mengerjakan lukisan. Sekarang ada beberapa pemuda yang saya ajak untuk finishing busur panah. Perbedaan busur panah dari Magetan kita mempunyai ahli penyamak kulit kerbau dari zaman dahulu sehingga busur panah dari Magetan dibalut dengan kulit kerbau yang memiliki kualitas tinggi yang jarang ada di kota lain. Perajin busur panah dari kota lain seperti Solo dan Medan itu nyari kulitnya justru di sini,” pungkas Khozin.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/30/084034478/cerita-khozin-pelukis-busur-panah-yang-karyanya-jadi-buruan-pemanah-dari

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com