Salin Artikel

Perahu Pecah di Trenggalek, Satu Nelayan Tewas, Satu Orang Hilang

Akbibatnya, satu orang nelayan meninggal dunia dan satu nelayan lainnya masih dalam pencarian.

Perahu nelayan pancing ulur yang dinakhodai oleh pemiknya yakni Kaseri warga Desa Tasikmadu pecah terempas karang. 

Selain Kaseri, perahu nelayan bernama KMN SB Barokah tersebut juga dinaiki oleh satu orang nelayan bernama Suprayitno (46), warga Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Kaseri ditemukan meninggal dunia sedangkan seorang ABK bernama Suprayitno masih dalam pencarian.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Triadi Atmono mengungkapkan, pada Selasa (26/3/2024) sekitar pukul 15.45 WIB, perahu yang dinakhodai Kaseri berangkat melaut dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, bersama satu orang lainnya bernama Suprayito.

Kemudian setelah kapal nelayan pancing ulur tersebur keluar Teluk Prigi tepatnya di perairan Karang Malang, kapal mengalami kerusakan pada mesin, sehingga tidak bisa dikendalikan.

Dalam situasi tersebut, nakhoda kapal sempat menghubungi petugas untuk memberi kabar bahwa perahu mengalami kerusakan. 

Kapal pecah setelah diterjang gelombang tinggi dan mengempas batu karang.

"Kejadian kecelakaan laut tersebut disebabkan kerusakan pada mesin perahu sehingga mesin mati dan perahu tidak bisa dikendalikan terombang-ambing ke batu karang dan perahu pecah," terang Triadi Atmono melalui sambungan telepon, Selasa (26/03/2024).

Mendapat laporan, tim SAR Prigi Kecamatan Watulimo menuju lokasi.

Setibanya di titik lokasi kejadian, petugas menemukan pemilik perahu Kaseri dalam kondisi sudah meninggal dunia. Kemudian jenazah korban dibawa ke Puskesmas Kecamatan Watulimo.

"Tim evakuasi  membawa Jenazah Kaseri ke Puskesmas Watulimo untuk divisum oleh tim medis," terang Triadi.

Di tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan. Jenazah pun telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

"Karena murni akibat kecelakaan laut, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan pemakaman," ujar Triadi.

Petugas gabungan dari TNI-Polri, Basarnas Pos SAR Trenggalek, BPBD Trenggalek, serta nelayan Prigi melakukan pencarian terhadap satu orang korban yang masih belum ditemukan.

"Awal proses pencarian, dilakukan penyisiran di permukaan laut, serta menyisir kawasan pantai," terang Triadi.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/27/050258178/perahu-pecah-di-trenggalek-satu-nelayan-tewas-satu-orang-hilang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com