Salin Artikel

Perang Sarung, Petasan, Sahur on the Road Jadi Atensi Polisi di Malang

Namun, Kabag Ops Polresta Malang Kota, AKP Sutomo mengatakan hingga hari ini, Sabtu (16/3/2024) situasi wilayah di Kota Malang secara umum tergolong kondusif.

"Sampai hari ini, pada bulan Ramadhan sangat kondusif, sehingga aktivitas masyarakat masih berjalan sesuai dengan yang diharapkan," kata AKP Sutomo, Sabtu (16/3/2024).

Meski begitu, ada beberapa potensi gangguan kamtibmas yang perlu diwaspadai. Seperti, tradisi perang sarung yang saat ini kerap disalah mengerti oleh para remaja.

Baru-baru ini, di Kota Malang nyaris terjadi perang sarung di area futsal Widyagama, Kecamatan Lowokwaru, Rabu (13/3/2024).

Saat itu, segerombolan remaja akan melakukan perang sarung, dan seorang remaja di antaranya kedapatan membawa golok serta besi.

Polisi yang menerima laporan warga, lalu mendatangi lokasi kejadian. Terhadap seorang remaja tersebut akan dilakukan pembinaan, dan benda-benda berbahaya tersebut diamankan.

"Karena kemarin ada satu hal kejadian di Lowokwaru dan sudah ditangani, di dalam pelaksanaan perang sarung itu ada menggunakan senjata tajam dan lainnya yang bisa membahayakan," kata dia.

Polisi mengimbau peran aktif tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk mengingatkan para remaja akan bahaya penyalahgunaan tindakan perang sarung.

"Tradisi perang sarung yang dari pesantren dibawa tetapi disalahgunakan di lingkungan masyarakat, sehingga bisa menimbulkan kerawanan dan konflik sosial."

"Maka kami imbau kepada tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama kepada jamaahnya untuk tidak melakukan hal-hal tersebut," ungkap dia.

Selain itu, AKP Sutomo menyampaikan, penjual dan pengguna petasan atau mercon juga menjadi atensi polisi.

Menurut dia, petasan dan mercon sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Dia juga meminta tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya penggunaan barang-barang tersebut.

"Juga membahayakan material yang ada, bisa terjadi karena bahan ledakan dapat merugikan baik material maupun korban jiwa," kata dia.

Selain itu, pelaksanaan Sahur on the Road yang mengganggu kamtibmas seperti balap liar juga akan ditindak.

Sebab, belum lama ini polisi menerima adanya laporan kejadian tersebut di Jalan Letjend Sutoyo pada Jumat (15/3/2024) dini hari.

"Kami ingin sampaikan kepada warga ayo, kita isi Ramadhan dengan hal-hal positif, lebih bermanfaat, bermakna, berguna, sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain," kata dia.

Kepolisian juga terus aktif berpatroli saat waktu umat muslim melaksanakan ibadah shalat tarawih di masjid. Kegiatan ini berkolaborasi dengan seluruh jajaran polsek yang ada.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/16/102844378/perang-sarung-petasan-sahur-on-the-road-jadi-atensi-polisi-di-malang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com