Salin Artikel

Cerita Caleg DPRD Jember Raih Suara Terbanyak Bermodal Rp 600 Juta

Berdasarkan rekapitulasi tingkat kabupaten, pria yang akrab disapa Alfian itu meraih 24.592 suara. Jumlah tersebut merupakan perolehan suara terbanyak di antara caleg yang lain.

Alfian mengaku sudah tiga kali terpilih menjadi anggota DPRD Jember di dapil 1 yang meliputi Kecamatan Sumbersari, Kaliwates, Ajung dan Pakusari. Ada 7 kursi DPRD yang diperebutkan di wilayah tersebut.

Ia terpilih pertama kali pada Pileg 2014 dengan jumlah suara 8.613. Kemudian maju lagi pada Pileg 2019 dan meraih suara sebanyak 18.010.

Alfian bercerita, menjadi politisi bukan cita-citanya sejak kecil. “Awalnya saya ingin menjadi hakim saat masih kuliah,” kata dia pada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (13/3/2024).

Kemudian, cita-cita itu berubah setelah sang ayah menceritakan tentang sosok Prof Mahfud MD yang pernah menjadi anggota DPR RI sebelum menjadi hakim.

“Kenapa kamu tidak jadi angota DPRD saja walaupun level kabupaten,” kata Alfian menirukan ucapan ayahnya saat itu.

Setelah itu, Alfian memiliki gambaran untuk mencoba mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kabupaten Jember.

Saat itulah, ia mulai memperkenalkan diri pada masyarakat sebagai caleg DPRD. Ia mendatangi rumah warga untuk memperkenalkan diri.

Ketika ia terpilih, Alfian merawat komunikasi dengan konstituen. Hal itu berdampak positif pada Pileg 2019.

“Pileg 2019 dapat suara dua kali lipat, yakni 18.010 karena kami menjaga dan komitmen dengan masyarakat,” tutur dia. Ia mengaku masyarakat yang mengenal dirinya turut mengkampanyekan pada orang lain.

Modal Rp 600 juta

Alfian mengaku modal kampanye yang dikeluarkan sekitar Rp 600 juta. Modal tersebut digunakan untuk alat peraga kampanye hingga baju para relawan.

Jumlah modal kampanye itu, klaimnya, tak seberapa jika dibanding dengan caleg lain. Bahkan ada yang mencapai miliaran rupiah.

Alfian menyebut masyarakat sudah cerdas, sehingga mereka memilih caleg berdasarkan rekam jejak.

“Rekam jejak ini tidak bisa dipungkiri, kalau model kampanye sama,” tutur dia.

Ia mengaku model kampanye yang dilakukan yakni dengan cara menjalin komunikasi dan mengadakan pertemuan dengan warga. Ketika diundang untuk kegiatan acara masyarakat, ia selalu mengupayakan hadir.

“Tantangan kampanye itu ketika kita tidak kenal, sangat susah,” jelas dia. Namun berbeda ketika sudah kenal dengan rekam jejak dengan dirinya, maka akan lebih mudah untuk memikat hati warga.

Selain itu, ia juga memanfaatkan teknologi dalam menjalin komunikasi dengan warga. Seperti menyebarkan nomor ponselnya pada masyarakat.

Sehingga ketika ada keluhan dari warga, bisa langsung ditangani.

“Misal ada kendala pelayanan Kesehatan gratis, itu kita bantu untuk prosesnya,” ujar dia.

Dia menilai ketika memberikan rekam jejak yang baik, maka politik uang tidak akan berlaku di masyarakat. Warga tidak akan pragmatis dalam memilih pemimpin.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/13/141753278/cerita-caleg-dprd-jember-raih-suara-terbanyak-bermodal-rp-600-juta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com