Salin Artikel

Jelang Ramadhan, Harga Telur dan Gula di Kota Malang Naik

MALANG, KOMPAS.com - Harga komoditi pokok telur dan gula di Kota Malang, Jawa Timur, terpantau naik jelang memasuki bulan suci Ramadhan.

Pedagang Pasar Tawangmangu, Kota Malang, Eva Kurnia (49) menyampaikan, harga telur hari ini yakni Rp 30.000 per kilogram. Kenaikan itu terjadi hanya dalam waktu semalam dari sebelumnya Rp 29.500.

"Tiga hari lalu masih Rp 29.000," kata Wanita yang sudah berjualan di pasar tersebut selama 17 tahun, Rabu (6/3/2024).

Meski begitu, kenaikan harga telur itu tak terlalu berpengaruh terhadap penjualannya. Menurutnya, kenaikan secara bertahap ini berlangsung sejak dua minggu lalu.

"Sudah dua minggu naik terus, enggak tahu kenapa, memang dari pengepulnya sana. Pembelinya biasanya ibu-ibu rumah tangga," katanya.

Kenaikan harga komoditi juga terjadi pada gula yang saat ini Rp 17.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 16.000. Sedangkan, harga beras premium kemasan 5 kilogram mengalami penurunan yakni saat ini menjadi Rp 77.000 yang sebelumnya Rp 79.000 - Rp 80.000.

"Yang SPHP saya jualnya kiloan, itu Rp 10.900 sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Yang premium Rp 15.500 setiap kilogramnya," katanya.

Eva mengatakan, kenaikan harga komoditi pokok membuat para pembeli mengeluh.

"Ada beberapa yang mengeluh, kok kondisinya sekarang seperti ini, berharap semua harga bisa turun, bisa terjangkau untuk masyarakat," katanya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, harga beberapa komoditi saat ini cenderung naik dan tinggi.

"Cabai itu agak tinggi, gula, ayam juga sedikit naik, dan telur juga," kata Wahyu.

Menurutnya, penyebab kenaikan harga telur karena ada kendala pakan di peternak. Sedangkan harga gula yang cenderung tinggi dikarenakan stok di pasaran tidak banyak.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan salah satu pabrik gula di Malang Raya untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Untuk mengintervensi harga beberapa komoditi yang cenderung naik dan tinggi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan Pemkot Malang. Seperti, mengaktifkan Warung Tekan Inflasi di beberapa pasar.

Kemudian, mengintervensi harga beras Bulog atau SPHP dengan memberikan subsidi. Hal itu dikatakannya juga sudah pernah diterapkan dalam kegiatan Warung Tekan Inflasi (WTI) di Pasar Blimbing.

"Sudah kita kerja sama, contoh kemarin seperti beras di WTI di Pasar Blimbing itu HET-nya Rp 54.000, kita jual Rp 52.000," katanya.

Selain itu, adanya opsi penggunaan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).

"Termasuk juga kita koordinasikan dengan Kepala BKAD dan Diskopindag, apabila nanti ada intervensi dari TPID untuk menekan harga dengan menggunakan BTT, maka kita akan cairkan BTT itu," katanya.

Termasuk, menggelar kegiatan pasar murah yang akan tetap berjalan menjelang bulan suci Ramadhan.

"Apalagi nanti Ramadhan kita beberapa kali ada pasar murah, tetap berjalan supaya nanti kemampuan daya beli masyarakat bisa terjaga," katanya.

Dia berharap, dengan langkah-langkah yang dilakukan nantinya, maka harga bahan-bahan pokok bisa terkendali. Sehingga, masyarakat bisa menjangkau untuk membeli komoditi-komoditi yang cenderung naik saat ini pada Ramadhan mendatang.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/06/214515978/jelang-ramadhan-harga-telur-dan-gula-di-kota-malang-naik

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com