Salin Artikel

Caleg PAN DPR RI Marahi Anggota PPK di Sumenep, Protes Dugaan Penggelembungan Suara

Dalam video, caleg tersebut tampak marah dan memaki anggota PPK.

"Mana otaknya kalian sebagai PPK (yang) digaji oleh negara juga," kata dia.

Dugaan penggelembungan suara

Peristiwa dalam video tersebut terjadi pada Jumat (1/3/2024) malam di Kantor PPK Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Slamet yang juga merupakan anggota DPR RI periode 2019-2024 tersebut tak terima dengan dugaan penggelembungan suara.

"Ada oknum yang mencoba melakukan penggelembungan suara," kata Slamet yang juga merupakan Ketua DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Sampang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/3/2024).

Berpengaruh ke suaranya

Slamet mengaku, ia bersama relawannya menemukan adanya suara yang bertambah pada calon lain di Pileg 2024 di daerah Lenteng Sumenep.

Bertambahnya suara itu berdampak pada posisi perolehan Slamet di Dapil Madura.

Ia pun geram dan mendatangi kantor PPK Kecamatan Lenteng untuk mempertanyakan adanya dugaan penggelumbungan suara tersebut.

"Sampai saat ini saya juga masih menunggu klarifikasi dari teman-teman panitia (PPK). Tapi berdasarkan info yang saya terima (dari relawan), data sudah sesuai dengan data di awal," katanya.

Penjelasan PPK

Terpisah, anggota PPK Kecamatan Lenteng Divisi Hukum dan Pangawasan, Hamdan mengaku masalah dugaan penggelembungan suara yang diproses Slamet Ariyadi sudah selesai. Menurutnya, memang terjadi salah input data dalam kasus tersebut.

"Kesalahan input, suara calon bertambah, kemudian kami minta data dan kami sandingkan semalam. Jadi sudah selesai tadi malam," tuturnya.

Menurut Hamdam, ada penambahan suara di calon lain yang juga dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kecamatan Lenteng Sumenep. Penambahan itu ditemukan sebanyak 2.000 suara.

"Tapi sudah disandingkan, kita sudah buka Sirekap dan tidak ada lagi penambahan suara itu, karena memang ada salah input," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/04/202812778/caleg-pan-dpr-ri-marahi-anggota-ppk-di-sumenep-protes-dugaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke