Salin Artikel

2 Kasus Perampokan di Lumajang pada Februari, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Selain 5 kali aksi begal dan beberapa pencurian sepeda motor, terdapat dua kali aksi perampokan yang menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Perampokan pertama terjadi di Desa Burno, Kecamaran Senduro, Kabupaten Lumajang pada Sabtu (17/2/2024).

Selang tiga hari, perampokan kembali terjadi di Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang.

Perampokan Senduro

Wahyuni, ibu dua anak yang tengah ditinggal suaminya kerja di Malaysia jadi korban perampokan, Sabtu (17/2/2024).

Kawanan perampok yang diduga berjumlah 8 orang itu menyatroni rumah Wahyuni dengan membawa senjata tajam.

"Yang masuk ada dua, kalau yang di luar bayang-bayangnya kelihatannya dua, tapi saat di forensik itu katanya ada delapan," kata Wahyuni di rumahnya, Selasa (20/2/2024).

Awalnya, para perampok memasuki rumah Wahyuni dengan cara memanjat pagar tembok. Setelah itu, mencongkel pintu rumahnya.

"Naik pagar tembok, congkel pintu langsung masuk, sempat nabrak saya lalu dikalungi celurit," terang Wahyuni.

Menurut Wahyuni, saat kepergok hendak merampok, mereka awalnya mengaku sedang mencari orang selingkuh.

Namun, karena yang dicari tidak ada, kawanan perampok itu lantas menggasak habis perhiasan milik Wahyuni.

"Bilang ke saya nyari orang selingkuh namanya Sulis, saya jawab loh mas di sini gak ada yang namanya Sulis, langsung saya disuruh diam sambil leher saya dikasih pisau," cerita Wahyuni.

Akibat kejadian itu, puluhan gram perhiasan, uang tunai sebanyak Rp 800.000, dan sepeda motor milik Wahyuni dibawa kabur pelaku.

"Yang diambil perhiasan sama uang di dompet, kalau ditotal ya seratus jutaan itu sama sepeda motor juga waktu mau pulang itu diminta katanya gak punya sepeda ya saya berikan saya takut mati," jelasnya.

Mirisnya, perbuatan keji pelaku dilakukan di depan anak perempuan korban yang saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Anak saya menjerit lihat saya dikalungi pisau itu, saya cuma bisa pasrah," kenangnya.

Tidak hanya rumah Wahyuni, kawanan perampok ternyata juga menyatroni rumah tetangganya.

Namun, pelaku tidak menemukan apa-apa lantaran rumah tersebut ditinggal penghuninya kerja di luar negeri.

"Ternyata masuk ke rumah sebelah ini juga, tahunya tadi pagi sudah ada bekas congkelan di jendela," pungkasnya.

Perampokan Kunir

Nasib sial menimpa Agus, warga Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pulang kerja dari rumah potong hewan, ia malah dirampok di rumahnya sendiri.

Perampokan terhadap Agus terjadi pada Selasa (20/2/2024) pukul 00.50 WIB.

Saat itu, Agus dan temannya, Lukman, baru saja pulang bekerja dan hendak masuk rumah.

Tanpa disadari, ada 3 orang tidak dikenal yang dari tadi mengikuti Agus dan Lukman.

Tanpa basa-basi, ketiganya langsung memegangi korban dan mengalungkan clurit ke leher korban.

Pelaku meminta korban menyerahkan tas berisi uang tunai sisa pembelian sapi sebesar Rp 40 juta.

Sebelum diberikan tasnya, korban sempat menyerahkan uang sebesar Rp 2,5 juta kepada pelaku dengan maksud agar dilepaskan.

Namun, pelaku tetap meminta korban menyerahkan tas yang tengah dipakainya.

Setelah mendapatkan tas yang diminta, pelaku lantas memasuki rumah korban dan mengambil sepeda motor.

Kanit Reskrim Polsek Kunir Aiptu Bambang Harianto membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, saat ini polisi tengah memburu keberadaan 3 orang pelaku perampokan tersebut.

"Benar ada perampokan di Jatirejo Selasa kemarin, masih kita lakukan penyelidikan," kata Bambang saat dihubungi, Rabu (28/2/2024).

Kata Kasatreskrim Polres Lumajang

Kasatreskrim Polres Lumajang AKP Achmad Rohim mengatakan, pihaknya sudah mengantongi identitas pelaku perampokan di Kecamatan Senduro.

Menurutnya, saat ini pelaku tengah berada di luar Kabupaten Lumajang.

"Identitas sudah kita ketahui dan sedang dilakukan pengejaran, saat ini diketahui keberadaan pelaku ada di luar kota," kata Rohim, Jumat (1/3/2024).

Perihal perampokan di Kecamatan Kunir, Rohim mengaku, masih menyelidiki peristiwa tersebut dan masih mengumpulkan keterangan dari korban dan pelaku.

"Masih kita selidiki mohon bersabar," jawabnya singkat.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/01/172814278/2-kasus-perampokan-di-lumajang-pada-februari-kerugian-capai-ratusan-juta

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com