Salin Artikel

Soal Santri Tewas Dianiaya Senior, Bupati Banyuwangi: Tak Ada Toleransi pada Perundungan

BBM meninggal karena dianiaya oleh empat seniornya di Pondok Pesantren Al Hanifiyah Kediri, Jawa Timur.

“Para santri harus menjadi duta antibullying di lingkungan sekitar. Jika ada temannya yang jadi korban, segera bantu. Atau segera laporkan ke pengurus,” kata Ipuk, Kamis (29/2/2024).

Tak ada toleransi

Menurut Ipuk, tindak kekerasan yang berujung pada kematian santri BBM menjadi pengingat untuk semua pihak.

"Tidak ada toleransi pada berbagai bentuk perundungan dan tindak kekerasan," ungkap Ipuk.

Menurutnya pesantren harus mengedepankan akhlakul karimah.

“Kita harus menjaga nama baik pesantren. Kita kedepankan akhlak luhur yang telah diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad,” terang Ipuk.

Dalam kesempatan itu, Ipuk juga meminta peran serta para santri memberantas perundungan.

"Jangan biarkan ada bullying terjadi di antara kita. Mari saling mengingatkan satu sama lain,” ujar Ipuk.

Materi anti-perundungan

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menambahkan, para santri di Banyuwangi diajari materi anti-perundungan. Mulai dari perundungan verbal, sosial, mental, digital dan fisik.

“Dengan mengenal jenis dan bahaya perundungan ini, anak-anak diharapkan bisa lebih peduli dan menghindarinya,” kata Suratno.

Menurut Suratno, saat ini Pemkab Banyuwangi tengah menggalakkan gerakan anti-bullying di berbagai lembaga pendidikan.

"Bahkan setiap bunga desa. Bupati Ipuk bertemu dengan siswa-siswa, guru, dan komite sekolah mensosialisasikan anti-bullying," ungkapnya.

“Sosialisasi anti-bullying salah satu program prioritas Bupati Ipuk saat bunga desa. Kita libatkan semuanya. Para pelajar sendiri, pengajar, hingga orang tua,” imbuh Suratno.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/01/062237478/soal-santri-tewas-dianiaya-senior-bupati-banyuwangi-tak-ada-toleransi-pada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke