Salin Artikel

Ribuan Warga di Probolinggo Rela Antre Berjam-jam demi Beras Murah

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Ribuan warga Kota Probolinggo, Jawa Timur, rela antre berjam-jam untuk mendapatkan beras dengan harga murah yang digelar Pemkot Probolinggo, Jawa Timur, pada Rabu (28/2/2024). Sebab, harga beras di pasaran saat ini tak terkendali.

Pada pasar murah ini, Pemkot Probolinggo dan pihak swasta menyiapkan beras sebanyak 16 ton yang dijual dengan harga Rp 51.000 untuk 5 kilogram. 16 ton beras itu langsung ludes dalam hitungan jam.

Isma, warga Kelurahan Mangunharjo, yang turut antre membeli beras mengaku gelisah dengan kenaikan harga bahan pokok, terutama beras.

Menurutnya, adanya pasar murah seperti ini sangat membantu meringankan beban masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah seperti dirinya.

Selisih harga bisa digunakan untuk membeli kebutuhan dapur lainnya, seperti minyak goreng, cabai dan bumbu dapur.

“Lumayan jauh harganya, bisa terpaut sampai Rp 25.000. Semoga harga beras bisa kembali normal jadi kami masyarakat kecil tidak merasa berat,” ujar Isma pada Rabu.

Untuk menyikapi kenaikan harga beras di pasaran, Pemkot Probolinggo melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUMP) melakukan upaya stabilitas harga pangan.

Pasar murah digelar sejak Selasa (27/2/2024) pagi di 2 lokasi yakni RTH Maramis serta Kantor Kelurahan Triwung Kidul.

Pj Wali Kota Probolinggo Nurkholis yang memantau langsung di RTH Maramis mengatakan, komoditi yang dijual di pasar murah kali ini merupakan komoditi yang memiliki pengaruh besar terhadap kestabilan harga.

Jika kebutuhan tersebut tersedia dengan harga terjangkau maka harga bisa dikendalikan.

“Rata-rata harga beras medium di Jawa Timur sudah Rp 11.802 per kilogram. Maka digelar pasar murah ini supaya meringankan beban masyarakat. Di sini beras 5 kilogram di harga Rp 51.000 berarti per kilogram harganya Rp 10.200. Masih di bawah HET Rp 10.900 per kilogram,” kata Nurkholis.

Nurkholis meminta agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan di beberapa titik lokasi. Terlebih menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

“Nanti mendekati bulan Ramadhan akan digelar pasar murah dengan lebih banyak titik lokasi. Agar kestabilan harga dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” terangnya.

Kepala Dinas DKUMP Kota Probolinggo Fitriawati menambahkan, pihaknya berupaya mengadakan pasar murah setiap hari Selasa.

Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras yang cukup signifikan. Untuk pasar murah ini, DKUMP bekerja sama dengan BUMN dan pihak swasta.

Wakil Pimpinan Perum Bulog Cabang Probolinggo Yoga Prasetyadi menyatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan pasar murah ini dengan menyediakan 8 ton beras di setiap lokasi.

"Jelang bulan Ramadhan, Bulog Probolinggo telah menyiapkan stok beras sebanyak 7.000 ton. Sehingga masyarakat diimbau tidak perlu panic buying," ujar Yoga.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/28/190639078/ribuan-warga-di-probolinggo-rela-antre-berjam-jam-demi-beras-murah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com