Salin Artikel

Duka 2 Anak Anggota KPPS di Malang yang Meninggal, Kehilangan Tulang Punggung dan Kerap Menangis

Sore itu gerimis hujan mulai membasahi pedesaan yang berada di sisi barat laut Kabupaten Malang, Jawa Timur tersebut. 

Nazwa adalah anak pertama dari Salmiati Ningsih (56), seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024 yang meninggal dunia saat bertugas pada saat pencoblosan 14 Februari 2024.

Nazwa tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Raden Rahmat, Kabupaten Malang.

Kini ia harus menjalani hari-harinya, bersama adiknya, Titus Almira Dewi (16) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, tanpa kehadirannya ibu kandungnya, Salmiati.

Masih sering menangis

Suliana, kakak ipar Salmiati mengatakan setelah dua pekan berselang setelah meninggalnya Salmiati, kedua putrinya sudah mulai tegar.

Anak-anak Salmiati mulai bisa beraktivitas kembali dan mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Namun menurut Suliana, jika sewaktu-waktu teringat ibunya, mereka langsung menangis.

"Saat ini mereka saya yang mengasuh, setelah ibunya meninggal. Sebab, ayahnya juga sudah tidak ada karena bercerai," ungkap Suliana saat ditemui, Selasa (27/2/2024).

Suliana berjanji akan memastikan kedua anak Salmiati akan terus sekolah hingga tamat Strata 1.

Terlebih atas meninggalnya Salmiati, BPJS Ketenagakerjaan memberikan santunan kepada ahli waris Salmiati sebesar Rp 247 juta, dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 10 juta, sekaligus beasiswa hingga jenjang perguruan tinggi untuk kedua anak Salmiati.

"Santunan itu diberikan pada Senin (26/2/2024) kemarin di Surabaya," jelas Suliana.

Kurang sehat

Suliana menceritakan pada saat pencoblosan berlangsung, Salmiati sebenarnya sudah mengeluh kurang sehat sejak beberapa hari sebelumnya.

Namun, Salmiati tetap memaksakan bekerja, karena ia merasa memikul tanggung jawab besar.

Sejak sebelum pencoblosan, Salmiati sudah sibuk mempersiapkan segala keperluan bersama anggota KPPS TPS 7 lain, di Desa Ngadirejo, Kecamatan Kromongan.

"Mulai dari mengantar undangan ke pemilih, hingga mempersiapkan konsumsi," ujarnya.

Keluarganya pun tidak berani melarang, meskipun Salmiati mengeluh kurang sehat. Sebab, mereka tahu kesibukannya itu adalah tanggung jawab yang harus dirampungkan.

"Meski sejak hari sebelum pencoblosan ia mengeluh tidak enak badan, ia tetap memaksakan karena pekerjaan itu bagian dari tanggung jawabnya," ujarnya.

Meninggal

Hingga hari pencoblosan, Rabu (14/2/2024) Salmiati tetap memaksakan untuk bertugas sebagai anggota KPPS, meski masih sakit.

Hingga pada siang hari, sekitar pukul 14.00 WIB, Salmiati mengeluh sakit perut.

"Hingga sore hari perutnya membengkak dan fisiknya semakin lemah," terangnya.

Keluarga memutuskan untuk membawa Salmiati ke Puskesmas terdekat. Dia lalu dirujuk ke rumah sakit.

"Karena penuh terus hingga malam, akhirnya kami bawa ke Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Kamis (15/2/2024) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB," jelasnya.

Di rumah sakit, kondisi Salmiati tidak kunjung membaik. Sebaliknya kondisi fisiknya semakin melemah hingga dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB.

"Rumah sakit menvonis Salmiati mengalami asam lambung naik, sehingga membuatnya kesulitan bernapas," tuturnya.

Tulang punggung

Suliana mengungkapkan, selama ini Salmiati adalah tulang punggung keluarga bagi kedua anaknya, sejak suaminya meninggalkannya beberapa tahun silam.

Ia dikenal sebagai ibu yang bertanggung jawab dan sangat peduli kepada pendidikan anak-anaknya.

"Sehari-hari adik (Salmiati) ini bekerja salon miliknya sendiri di kawasan Kecamatan Kromengan, dan ia sudah 3 kali menjadi anggota KPPS pada setiap Pemilu dan Pilkada," pungkasnya.

Sementara itu, Komisioner KPU Kabupaten Malang, Mahaendra Pramudya Mahardika membenarkan bahwa ahli waris Salmiati mendapat santunan dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 247 juta, dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 10 juta, sekaligus beasiswa hingga jenjang perguruan tinggi untuk kedua anak Salmiati.

"Sebelumnya Ibu Salmiati telah mendaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan dalam Pemilu 2024," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/28/102710878/duka-2-anak-anggota-kpps-di-malang-yang-meninggal-kehilangan-tulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke