Salin Artikel

Cerita Warga Kesulitan karena Beras Mahal, Rahayu Kurangi Lauk dan Mudawati Makan Tempe

Mereka yang didominasi oleh ibu-ibu sangat antusias untuk membeli beras, gula atau minyak goreng dengan harga lebih murah daripada di pasaran. Hal ini sebagai salah satu cara Pemkot Batu untuk mengintervensi harga kebutuhan pokok yang sedang naik.

Hingga pukul 10.15 WIB, sudah sejumlah 2 ton beras SPHP dari Bulog kemasan 5 kilogram yang dibeli masyarakat. Dalam kegiatan itu, Pemkot Batu menyediakan 5 ton beras SPHP, gula 150 paket, dan minyak goreng 200 paket.

Rahayu, salah satu warga Jalan Lesti, Kelurahan Ngaglik, Rahayu Kusumaningsih mengaku datang ke lokasi sejak pukul 07.00 WIB, pagi.

Dia sangat antusias untuk membeli kebutuhan pokok murah setelah mengetahui informasi yang dibagikan melalui grup WhatsApp lingkungan warganya.

"Sembako sekarang harganya mahal, apalagi beras itu kebutuhan pokok, harapannya bisa lebih banyak diadakan seperti ini, kasihan yang sudah mengantri tidak kebagian, ditambah stoknya," katanya.

Biasanya untuk menyiasati, Rahayu mengurangi kegiatan masak menggoreng dengan diganti mengukus.

"Untuk yang digoreng-goreng ya dikukus, tapi namanya kebutuhan pokok ya tetap dibeli mau tidak mau, lauk kita kurangi, yang penting kebutuhan anak-anak terpenuhi," katanya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh warga lainnya, bernama Mudawati. Dia berharap, kegiatan seperti ini dapat rutin diadakan, dan harga berbagai kebutuhan pokok dapat turun dengan segera.

"Harapannya rutin diadakan karena membantu rakyat kecil seperti kita, karena harga kebutuhan pokok sekarang naik semua, harapannya juga diturunkan," katanya.

Dia sudah mengantre sejak pukul 09.00 WIB, dan membeli satu kemasan beras SPHP, dan gula satu kilogram.

"Selisih beras Bulog dan premium Rp 30.000 per 5 kilogram, di pasaran Rp 80.000, ini dapat harga Rp 50.000. Saya beli beras, dan gula, harga gula di luar Rp 18.000, ini dapat Rp 16.000," katanya.

Untuk menyiasati harga kebutuhan pokok yang mahal, biasanya dia mengurangi membeli cabai dan makan lauk dengan tahu serta tempe.

"Mengurangi beli cabai, sayur-sayur soalnya harganya juga mahal, banyak sayur jelek. Makan ayam, keluarga saya jarang, seringnya makan tempe, tahu, masak nasi juga dikurangi," katanya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyampaikan, kegiatan yang ada merespons kondisi harga beras naik di berbagai pasar saat ini.

"Kondisi sekarang ini banyak di berbagai pasar yang harganya beras naik, bukan hanya di Kota Batu, di berbagai kota di Indonesia juga naik, maka oleh sebab itu karena ada kenaikan harga," katanya.

Hal ini juga sesuai dengan arahan pemerintah pusat atau Presiden Jokowi.

"Bahwa kita harus peduli dengan masyarakat kita, sehingga kebutuhan beras maupun kebutuhan pokok lainnya bisa terpenuhi dengan baik," katanya.

Pihaknya juga memberi subsidi Rp 1.000 untuk beras SPHP yang setiap kemasannya biasanya Rp 51.000 menjadi Rp 50.000.

"Lumayan subsidinya, saya dengar harga di pasar begitu tinggi, dan ini sudah ada subsidi dari pemerintah, termasuk kami di Pemkot Batu bagian dari penekanan inflasi, seperti beras harga Rp 51.000 kita kasih Rp 50.000 jadi berkurang Rp 1.000 untuk masyarakat, sehingga mereka lebih mudah untuk membelinya," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/27/122743778/cerita-warga-kesulitan-karena-beras-mahal-rahayu-kurangi-lauk-dan-mudawati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke