Salin Artikel

Banjir Tak Kunjung Surut, Ratusan Siswa di Sidoarjo Belajar Daring

SURABAYA, KOMPAS.com - Ratusan siswa di SMP Negeri 2 Tanggulangin yang berada di Desa Kedungbanteng, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terpaksa belajar secara daring akibat banjir yang melanda wilayah itu.

Kepala SMP Negeri 2 Tanggulangin, Sukardi mengatakan, total ada 525 siswa yang proses belajar mengajarnya terhambat karena banjir yang sampai sekarang masih menggenangi sekitar sekolah.

"Belajar daring sekitar 525 siswa, kelas tujuh dan kelas delapan, sejak Jumat (16/2/2024)," kata Sukardi ketika ditemui di lokasi, Senin (19/2/2024).

Sedangkan, beberapa siswa kelas sembilan masih diharuskan masuk karena harus mengikuti asesmen bakat dan minat.

"Kelas sembilan, karena ada yang dijadwalkan asesmen bakat dan minat masuk hari ini. Jadi yang masuk sekitar 45 murid, ada tiga ruang, setiap ruang isinya 15 orang," jelasnya.

Sukardi mengungkapkan, belajar daring menghambat proses siswa dalam menerima pelajaran. Hal itu karena para murid tidak bertemu secara langsung dengan gurunya.

"Kondisi seperti ini terganggu pastinya, karena anak-anak biasanya kalau diskusi dengan guru enak, kalau ada masalah langsung cerita. Kalau daring begini kan terbatas," ujarnya.

Akan tetapi, Sukardi tetap memutuskan agar ratusan siswanya menerima pelajaran secara virtual. Sebab, akses menuju ke sekolah tersebut hingga sekarang masih terendam banjir.

"Kalau di luar jalan itu sekitar 30 sentimeter, kalau naik motor kebanyakan mogok. Sekolah masih bisa ditanggulangi, jadi enggak sampai kebanjiran, kami gunakan pompa enggak berhenti 24 jam," ucapnya.

Oleh karena itu, Sukardi berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo memaksimalkan pompa di area sekolah supaya para siswa bisa segera belajar seperti semula.

Diberitakan sebelumnya, empat desa di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, jawa Timur, terendam banjir. Empat desa itu yakni Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjarasri dan Desa Kalidawir. Empat desa itu masuk dalam tanggap darurat bencana banjir.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, banjir paling parah dengan tinggi 30 sentimeter berada di di Desa Kedungbanteng.

Akibatnya, total 25 warga akhirnya harus diungsikan di Balai Desa Kedungbanteng. Sedangkan, sebanyak 38 penduduk lainnya memutuskan untuk menginap sementara di Balai RT 08.

Gus Muhdlor mengungkapkan, banjir tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Di sisi lain, juga terjadi penurunan tanah di sejumlah wilayah itu.

"Masalahnya itu subsidence (penurunan muka tanah) tahun ini berapa sentimeter, ini yang mengkhawatirkan," kata Gus Muhdlor melalui rilisan pers yang diterima, Senin (19/2/2024).

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/19/192833878/banjir-tak-kunjung-surut-ratusan-siswa-di-sidoarjo-belajar-daring

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke