Salin Artikel

Balita di Surabaya Ternyata Tewas Dianiaya Kekasih Ibunya gara-gara Menangis

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan, warga Sampang, Madura tersebut ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi melakukan serangkaian proses hukum.

"Peristiwa ini, kami telah memeriksa beberapa saksi, yaitu saksi pelapor ayah dan ibu kandung (korban), dokter forensik, dan nenek korban," kata Hendro, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (16/2/2024).

Saat diinterogasi, mulanya tersangka tidak mengaku telah menganiaya korban, namun akhirnya dia mengakui perbuatannya.

"Tersangka mengakui kesal, karena anak itu (korban) sering menangis, buang air dan rewel, akhirnya membuat pelaku jengkel," jelasnya.

Tersangka mengaku beberapa kali melakukan kekerasan saat korban dititipkan oleh sang ibu kepadanya di sebuah kos Jalan Kutisari Utara, Tenggilis Mejoyo. Balita tersebut tewas pada Selasa (13/2/2024).

"Jamnya masih kami dalami, antara sebelum jam 16.00 WIB, anaknya dicekik, dibenturkan kepalanya ke lantai. Ketika ibu korban telepon, dia (pelaku) menyampaikan anaknya sedang tidur," ujarnya.

Berdasarkan hasil otopsi balita itu ditemukan dalam kondisi pucat.

Selain itu, ada luka memar di kepala, dahi, pipi, leher, dada, perut akibat pukulan benda tumpul.

"Ditemukan juga patah tulang tengkorak bagian belakang. Kemudian pendarahan pada otak besar, kecil, batang otak, serta otot dinding perut, dan pembekuan darah pada organ dalam jantung," ucapnya.

Tersangka dijerat Pasal 80 ayat 3 juncto 76c UU 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau pasal 338 KUHP atau pasal 340 KUHP.

Dengan demikian, tersangka pun terancam dengan hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup, atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.

Untuk diketahui, ayah kandung korban, SA berpisah dengan istrinya, SF, sejak Januari 2024.

SF memutuskan untuk tinggal di sebuah tempat kos, sekitar Jalan Kutisari Utara, Tenggilis Mejoyo. Sedangkan korban dirawat oleh ayahnya.

"Korban sehari-hari tinggal dengan ayahnya. Tapi sesekali menginap di kos ibunya yang tinggal bersama suami sirinya," kata Hendro, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Kamis (15/2/2024).

Nenek korban, yang merupakan orangtua dari sang ayah, mengantarkan bocah tersebut ke ibunya, Selasa (13/2/2024), sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, SF ternyata hendak pergi bekerja.

"Karena akan bekerja, maka SF menitipkan korban kepada RS (suami sirinya). SF baru pulang kerja sekitar pukul 17.00 WIB, dan (saat pulang) melihat korban dan RS sedang tidur di atas ranjang," jelasnya.

Kemudian, SF membangunkan anaknya tersebut karena berniat ingin menggendongnya. Akan tetapi, korban tak kunjung bangun dan sudah dalam kondisi lemas.

"SF dan suami sirinya langsung membawanya ke RSI (Rumah Sakit Islam) Jemursari. Saat tiba di IGD, dokter menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/16/162020378/balita-di-surabaya-ternyata-tewas-dianiaya-kekasih-ibunya-gara-gara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke