Salin Artikel

PDI-P Yakin Akan Ada Arus Balik Melawan Ketidaknetralan Aparat Negara pada Pemilu 2024

BLITAR, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) meyakini akan adanya arus balik menentang aparat negara yang berpihak pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Arus balik tersebut tidak hanya melibatkan masyarakat, tapi juga sebagian besar anggota TNI dan Polri yang menghendaki kedua institusi tersebut untuk bersikap netral dalam Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di sela ziarah ke Makam Presiden Soekarno di Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat (9/2/2024).

Hasto mengatakan, arus balik itu sebagai respons atas penyalahgunaan kekuasaan yang telah melampaui batas toleransi publik.

"Kami percaya dari pengalaman makna kekuasaan, kekuatan rakyat tidak bisa dibungkam sehingga hari-hari ke depan hingga 14 Febuari akan menjadi kekuatan arus balik," ujar Hasto.

"Termasuk kekuatan kebenaran dari aparat TNI-Polri yang benar-benar netral. Ada kekuatan kebenaran dari sebagian besar TNI-Polri yang tidak setuju perintah atasannya untuk berpihak pada pasangan 02," tambah Hasto.

Menurutnya, arus balik menentang ketidakadilan kekuasaan itu telah dimulai oleh sivitas akademika dari puluhan perguruan tinggi melalui petisi berisi kritik kepada Presiden Joko Widodo yang dinilai telah merusak demokrasi.

Kata Hasto, waktu 5 hari yang tersisa sebelum hari pemungutan suara akan menjadi momen bergeraknya masyarakat menolak mendukung pasangan Prabowo-Gibran yang elektabilitasnya dikatrol oleh ketidaknetralan Presiden beserta aparat negara.

Di sisi lain, pihaknya juga meyakini di sisa waktu 5 hari ini akan terjadi gerakan dukungan pada pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

"Pengalaman 2014 justru perubahan, arus balik, itu terjadi mulai H-5 seperti ini. Waktu itu ada konser Slank sehingga menunjukkan kekuatan kebenaran dari rakyat. Itu yang kami yakini," terangnya.

Menurut Hasto, pasangan Ganjar-Mahfud telah menjadi simbol perlawanan terhadap intimidasi yang dialami masyarakat dan pemaksaan untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran.

Hasto mengibaratkan perjuangan Ganjar-Mahfud menghadapi Prabowo-Gibran sebagai perjuangan rakyat melawan oligarki ekonomi.

"Sementara Pak Prabowo, seperti diakui Pak Boy Tohir, didukung oleh penguasa dari sepertiga ekonomi nasional. Mereka menyumbang, membantu 02," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/09/203757778/pdi-p-yakin-akan-ada-arus-balik-melawan-ketidaknetralan-aparat-negara-pada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke