Salin Artikel

Bawaslu Temukan 4 Pelanggaran dalam Konser Indonesia Maju di Kota Probolinggo

Konser Indonesia Maju tersebut menghadirkan artis Denny Caknan dan penceramah Gus Miftah.

Konser tersebut digelar di alun-alun Kota Probolinggo, Jumat (26/1/2024). Diperkirakan ribuan masyarakat menonton konser dan pengajian tersebut.

Rupanya Bawaslu menemukan pelanggaran dalam konser dan pengajian tersebut.

Anggota Bawaslu Kota Probolinggo Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas (HP2H), Putut Gunawarman Fitrianta menegaskan ada 4 pelanggaran dari penyelenggaraan konser dan pengajian tersebut.

"Keempat pelanggaran itu adalah anak-anak yang menggunakan atribut, kipas bergambar Prabowo-Gibran, pernyataan Gus Miftah, serta penayangan gambar Prabowo-Gibran di videotron alun-alun," ujar Putut saat dihubungi Kompas,cim, Minggu (4/2/2024).

Namun, kata Putut, pelanggaran yang terkait dengan penggunaan atribut oleh anak-anak, distribusi bahan kampanye berupa kipas kertas, serta orasi atau pernyataan Gus Miftah saat pengajian, semuanya tidak dapat dikenakan ketentuan Pasal dalam Undang-Undang Pemilu.

“Terkait penayangan gambar capres-cawapres nomor 02, yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pada videotron di Alun-alun Kota Probolinggo, kami berpendapat bahwa tindakan ini melanggar ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Wali Kota Probolinggo Nomor 149 tahun 2020, khususnya Pasal 28,” ujarnya.

Masih kata Putut, Gus Miftah dan penanggung jawab acara tidak dapat dianggap sebagai calon anggota legislatif (Caleg) peserta Pemilu 2024 atau tim kampanye yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Terkait sanksi yang akan diberikan dan dtujukan kepada siapa, Putut masih berkonsultasi dengan Bawaslu Provinsi Jawa Timur.

"Kami lagi konsultasi ke Bawaslu Provinsi, besok saya diterima untuk konsultasi terkait kasus tersebut. Kita usul karena (konser) diduga terjadi pelanggaran terhadap Perwali, kita rekomendasikan ke Pemkot Probolinggo."

"Maka pemkot yang menindaklanjuti dan sanksinya nanti pihak wali kota atau pemkot yang menentukan," pungkas Putut.

Dihubungi terpisah, Ketua Tim Kampanye Daerah Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran, Aminuddin Mukhtar, menyebut bahwa konser dan pengajian yang diisi Deny Caknan dan dan Gus Miftah itu tidak melibatkan pihaknya sama sekali.

“Kegiatan itu tanpa melibatkan tim kampanye daerah (TKD). Itu event organizer-nya sendiri."

"Isi acara, perizinan, undangan ke masyarakat, kami tidak dilibatkan. Jadi lepas dari kami, termasuk undangan. Undangan itu sendiri sama sekali tidak melibatkan kami,” ungkap Aminudin.

Ia lantas mempertanyakan bagaimana jika anak-anak itu ternyata diajak ortunya menonton konser, bawa kipas dari rumah biar tidak kepanasan di alun-alun. Kemungkinan ini bisa dicermati.

Terkait langkah Bawaslu Kota Probolinggo yang sedang berkonsultasi dengan Bawaslu Jatim untuk sanksi atas dugaan pelanggaran terhadap Perwali, Aminudin mengaku belum mendengarnya.

“Kami tiap minggu koordinasi dengan TKD, tidak disinggung soal laporan itu. Kami ikuti instruksi saja."

"Jika kami dibutuhkan dalam instruksi, kami siap,” ujar Aminuddin yang juga Ketua DPC Gerindra Kota Probolinggo.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/05/052128678/bawaslu-temukan-4-pelanggaran-dalam-konser-indonesia-maju-di-kota

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com