Salin Artikel

Kisah Sopir Taksi "Online" di Surabaya Nyaris Dibegal Penumpang, Leher Disetrum Pelaku

KOMPAS.com - Khozin (58), sopir taksi online di Surabaya, Jawa Timur, masih trauma atas kejadian yang menimpanya pada Rabu (31/1/2024).

Saat itu, Khozin yang tengah bekerja, nyaris dibegal penumpangnya. Ia bahkan terkena setrum alat kejut listrik yang dibawa pelaku.

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Dukuh Pakis Gang II sekitar pukul 15.00 WIB.

Sore itu, Khozin mendapat order dari seseorang. Ia diminta mengantarkan penumpang secara pergi-pulang. Titik penjemputan di Kecamatan Dukuh Pakis dan tujuannya ke Jetis Kulon, Kecamatan Wonokromo.

"Ya awalnya saya senang. Lagi sepi dapat, lah kok dapat orderan jauh. Ya sudah saya ambil," ujarnya, Jumat (2/2/2024), dikutip dari Surya.

Sepanjang perjalanan, Khozin dan penumpangnya mengobrol. Ia tak merasa curiga dengan sang penumpang.

"Enggak ada yang aneh, pelaku ngomongnya sopan, makanya saya enggak menyangka," ucapnya.

Ketika kembali di Dukuh Pakis, penumpang itu mulai menunjukkan gelagat aneh. Penumpang tak kunjung keluar dari mobil.

Tak berselang lama, leher Khozin disetrum pelaku. Khozin pun langsung berjingkat dari kursi.

Secara refleks, Khozin berusaha keluar dari mobil dengan membuka pintu bagian pengemudi.

Ketika pelaku hendak membawa kabur mobil, pintu bagian pengemudi masih terbuka. Dengan gerak cepat, Khozin langsung merebut kunci mobil.

Laju kendaraan itu pun terhenti seusai menabrak pot bunga.

Korban lantas berteriak "maling" kepada pelaku. Mendengar teriakan, warga berdatangan menolong korban dan mengejar pelaku.

Warga berhasil menangkap pelaku. Ia kemudian dibawa ke kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Dukuh Atas.


Berdasarkan informasi yang didapat Khozin, pelaku berinisial R (23) itu merupakan mahasiswa semester akhir di sebuah universitas di Surabaya. Pria tersebut asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

"Saya mengetahui identitas tersebut karena hari itu ada dua teman pelaku datang ke polsek," ungkapnya.

Menurut keterangan polisi, pelaku hendak membegal Khozin karena terlilit utang di beberapa pinjaman online (pinjol).

"Salah satunya ada yang sebesar Rp 40 juta," tuturnya.

Usai mengalami kejadian tersebut, Khozin kini masih dalam pemulihan di rumah. Ia merasakan nyeri di tubuh, terutama di bagian leher, lengan, dan tangan.

"Sudah dua hari saya enggak kerja. Selain badan masih sakit, saya masih trauma," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sopir Taksi Online di Surabaya Dibegal Mahasiswa Terlilit Utang Pinjol, Disetrum dari Belakang

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/04/095810778/kisah-sopir-taksi-online-di-surabaya-nyaris-dibegal-penumpang-leher

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com