Salin Artikel

Pilu Bocah 10 Tahun Jadi Yatim Piatu, Ayah Ibu Meninggal Setelah Ditabrak Mobil Adik Pejabat Majene

Kecelakaan terjadi di Jalan Poros Trans Sulawesi tepatnya di Kelurahan Marang, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Saat kecelakaan terjadi, Hasna dinyatakan meninggal di tempat kejadian perkara dan jenazahnya dibawa ke rumah duka di Kayu Mate, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep.

Sementara itu, suami dan anaknya dilarikan ke RSUD Batara Siang.

Namun pada Minggu malam, Abdul Rasyid dinyatakan meninggal dunia.

Kepala RSUD Batara Siang, Marlina Made, mengatakan, korban kedua meninggal dunia akibat luka di kepala yang cukup parah.

"Pukul 19.33 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia akibat trauma di kepala berat," katanya saat dihubungi via telepon, Minggu (28/1/2024) malam.

Sementara itu, sang anak, AH saat ini masih menjalani perawatan intensif.

"Anaknya sudah di perawatan melati, kondisi kesadaran baik, tapi ada fraktur klavikula (patah tulang selangka)," imbuhnya.

"Sebaiknya operasi dan penyembuhannya 6 bulan sampai 1 tahun. Tapi kembali lagi keluarga pasien apakah setuju atau tidak," ujarnya.

Kanit Gakum Satuan Lalu Lintas Polres Pangkep Ipda Yushar menjelaskan, kecelakaan ini terjadi pukul Minggu pada pukul 10.00 Wita.

Kejadian ini bermula ketika Mobil Toyota Kijang Innova nomor polisi DD 1519 SY yang ditumpangi adik Bupati Majene, AST (48), bergerak dari arah selatan ke utara.

"Sang sopir bernama Hidayat Ali asal Kabupaten Majene," ujarnya.

Dari arah yang sama, muncul motor Yamaha NMax nomor polisi DD 4042 WD yang dikendarai Abdul Rasyid bersama istrinya, Hasna, dan anaknya.

"Motor yang dikendarai korban hendak berpindah dari jalur kanan ke kiri dan akhirnya tertabrak," ujarnya.

Anak belum tahu ayah dan ibu meninggal

Direktur Utama RSUD Batara Siang, Marlina Made, mengatakan, pasien hendak dipulangkan pada Senin (29/1/2024) pagi untuk melihat jasad orangtuanya.

"Tadi pagi mau pulang, tapi pertimbangan dari neneknya, akhirnya tidak jadi," katanya saat dihubungi via telepon, Senin (29/1/2024).

Sementara itu, keluarga AH, Ummu Fathurrizahumair, mengatakan, kedua orangtua AH telah dimakamkan di pekuburan dekat kediamannya di Kayu Mate, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep.

Hasna telah dimakamkan pada Minggu sore, sementara Abdul Rasyid dimakamkan pada Senin pagi.

Letak makam keduanya berdekatan dan hanya berjarak beberapa jengkal. Dia menyebutkan, AH belum mengetahui bahwa orangtuanya telah meninggal dunia.

"Yang membuat sedih karena anaknya belum tahu orangtuanya sudah meninggal," ujarnya.

Sepeninggal orangtuanya, kemungkinan AH akan tinggal bersama sepupu dari ibunya.

"Karena dia lebih dekat dengan AH," terangnya.

Ummu mengatakan semasa hidupnya, orangtua AH dikenal sangat baik di kalangan keluarga.

"MasyaAllah semuanya adalah orang baik, rajin membantu keluarga," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Keluarga Tak Tega Beri Tahu AH Bocah 10 Tahun Korban Kecelakaan Jika Ayah Ibunya Meninggal

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/30/111200078/pilu-bocah-10-tahun-jadi-yatim-piatu-ayah-ibu-meninggal-setelah-ditabrak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com