Salin Artikel

Fortuner Gus Aab Kecelakaan di Tol Ngawi Saat Hendak Hadiri Harlah NU, Polisi Duga Alami "Aquaplaning"

Kecelakaan yang terjadi di Kilometer 549 B, Desa Kedungharjo, Kecamatan Mantingan, Ngawi tersebut menewaskan sopir bernama Muhammad Baidowi (30).

Berikut sejumlah faktanya:

Hendak ke acara Harlah NU

Kasi Humas Polres Ngawi Iptu Dian Ambarwati mengungkapkan, dari keterangan salah satu saksi mata bernama Rosyid (24), mobil Fortuner bernomor polisi P 1672 HO tersebut melaju dari timur ke barat, atau dari arah Surabaya menuju Solo.

Adapun rencananya Gus Aab saat itu akan menghadiri acara Harlah ke-101 Nahdlatul Ulama yang dilangsungkan di Yogyakarta.

Selain Gus Aab, mobil juga ditumpangi oleh putra Gus Aab yang bernama Hisyam Abdullah (18) dan sopir Muhammad Baidowi (30), warga Jember.

Melansir Antara, berdasarkan pemeriksaan sementara, petugas mendapati bahwa Baidowi diduga bergantian menyetir dengan putra Gus Aab.

Diduga alami "aquaplaning"

Di sekitar Kilometer 549 B, mobil Fortuner yang ditumpangi Gus Aab oleng ke kiri dan menabrak pembatas jalan.

Selanjutnya mobil tersebut terpental dan terbalik masuk parit. Kondisi mobil pun ringsek.

"Menurut keterangan saksi, di lokasi kejadian cuaca hujan, mungkin pengemudi tidak mampu menguasai laju kendaraan dan kurang hati-hati sehingga kendaraan mengalami kecelakaan," kata Dian.

Berdasarkan hasil olah TKP, Fortuner bernomor polisi P 1672 HO tersebut mengalami kecelakaan tunggal diduga karena aquaplaning. Aqualaning adalah kondisi saat mobil seperti kehilangan daya cengkeram dan menjadi kehilangan kendali.

"Kemarin kondisi cuaca hujan gerimis, didiga mengalami aquaplaning, kecelakaan tunggal," tandas dia.

Akibat kecelakaan itu, pengemudi Fortuner bernama Muhammad Baidowi (30) yang merupakan warga Dusun Krajan Karangan, Desa Curah Kalong, Bangsal Sari, Jember meninggal di lokasi kejadian.

Kemudian Gus Aab dan putranya Hisyam Abdullah (18) mengalami luka dan dirawat di RS Widodo Ngawi.

Kapolres Ngawi AKBP Argoyuwono mengungkapkan, Gus Aab kemudian dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Dari keterangan dokter, Gus Aab yang merupakan Pengasuk Pondok Pesantren Darul Arifin Curah Kalong Bangsalsari Jember itu mengalami patah tulang.

"(Saat dijenguk) Beliau sudah sadar namun belum bisa diajak berkomunikasi," tutur Kapolres.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Sukoco), Antara

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/30/050000278/fortuner-gus-aab-kecelakaan-di-tol-ngawi-saat-hendak-hadiri-harlah-nu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com