Salin Artikel

Tragedi Kecelakaan Bus Tewaskan 5 Peziarah di Gresik, Sopir Diduga Mengantuk

Bus bernomor polisi AB 7072 KN tersebut menabrak truk tronton L 9310 UU dari arah berlawanan.

Akibatnya lima peziarah meninggal dunia.

Kesaksian warga

Salah seorang warga bernama Handi mengungkapkan, bus yang dikendarai oleh Masrukin (55), warga Sidoarjo tersebut berjalan dengan kecepatan tinggi dari utara ke selatan.

Bus berangkat dari Makam Sunan Bonang Tuban dan hendak kembali pulang ke Pasuruan, Jawa Timur.

Bus sudah terlihat oleng ke kanan dari kejauhan.

Pada saat yang sama melintas dump truk dari arah berlawanan yakni selatan ke utara dengan kecepatan sedang.

Truk itu dikemudikan oleh Ali (50), warga Bojonegoro, Jawa Timur.

"Bus oleng nabrak truk itu. Terdorong ke belakang sampai nabrak pohon," tutur Handi, Minggu (29/1/2024), seperti dikutip dari Surya.

Sopir diduga mengantuk

Kanit Gakkung Satlantas Polres Gresik Iptu Tita Puspita mengungkapkan, kuat dugaan bahwa sopir bus dalam kondisi mengantuk saat berkendara.

"Sopir bus mengantuk karena kurang konsentrasi, mengambil haluan terlalu ke kanan, melewati marka," katanya.

Adu moncong bus dan truk itu pun sampai membuat kursi penumpang terlempar keluar.

Bahkan ada penumpang yang terjepit.

Dalam peristiwa tersebut sebanyak lima orang meninggal dunia.

"Total korban meninggal dunia ada lima. Rinciannya sebanyak empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian dan satu orang meninggal setelah menjalani perawatan medis di rumah sakit," tutur Kasatlantas Polres Gresik AKP Derie Fradesca.

Dari lima orang korban tersebut, empat korban merupakan warga Dusun Jetak, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Kemudian satu korban berasal dari Dusun Sentrir, Desa Wedoro, Pandaan, Pasuruan.

Seorang ibu bernama Anik (51) dan anaknya Auliyaj Mahfiroh Ramadhani (17) menjadi korban meninggal.

Kemudian kakak adik yang merupakan anak kepala dusun yakni Noman Alif Agustyahya (28) dan adiknya Utanta Ihza Mahendra (18) juga tewas. Keduanya adalah warga Dusun Senthir RT2/RW 4 Desa Wedoro, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Satu korban meninggal lainnya ialah Kasmini (63) asal Dusun Sentir RT 2/RW 4 Desa Wedoro, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Sopir bus bernama Masrukin selamat, namun masih terbaring di rumah sakit.

"Setelah konsidinya pulih, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pengemudi bus," katanya.

Setelah kecelakaan maut itu, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim AKBP I Wayan Purwa mengungkapkan, tim dari Polda turun untuk melakukan olah TKP menggunakan kamera Traffic Accident Analysis (TAA).

Polisi menyelidiki kecepatan bus sampai detik-detik kecelakaan.

Di lokasi kejadian, kursi penumpang pun masih berada di pinggir jalan Pantura. Tampak pula serpihan-serpihan kaca dua kendaraan.

"Nanti hasil TAA akan menggambarkan simulasi kejadian yang sebenarnya," kata I Wayan Purwa.

Kompas.com (Kontributor Gresik, Hamzah Arfah)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Polda Jatim Olah TKP Kecelakaan Bus Pariwisata di Gresik, Sopir Bus Belum Ditetapkan Tersangka

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul 5 Peziarah asal Pasuruan Tewas di Gresik Gara-gara Sopir Bus Mengantuk Hingga Adu Moncong Lawan Truk.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/29/050000078/tragedi-kecelakaan-bus-tewaskan-5-peziarah-di-gresik-sopir-diduga-mengantuk

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com