Salin Artikel

Caleg Tak Mau Balihonya Diturunkan, Simulasi Pencoblosan di Banyuwangi Sempat Tegang

Penyebabnya, ada baliho salah satu calon anggota legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten dari Partai Gerinda, Suparman Edy yang terpasang di lokasi simulasi.

Namun, Suparman menolak balihonya untuk dicopot.

Baliho yang menampilkan setengah badan caleg dan bendera partai tersebut, terpampang di pintu masuk acara di Lapangan Wirabhumi Srono.

Alhasil, caleg inkumben itu sempat terlibat adu mulut dengan petugas, saat KPU berupaya menurunkan baliho berukuran 1,5 x 2 meter itu dari pintu masuk.

Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Banyuwangi Ari Mustofa mengatakan, baliho caleg tersebut sebenarnya sudah diperingatkan untuk dicopot sebelum pelaksanaan simulasi.

"Sebenarnya tadi malam kami ke lokasi sini, kami melihat kok ada APK. Sehingga kami koordinasi dengan warga sekitar, dan bersedia menurunkan," kata Ari, kepada Kompas.com di Lapangan Wirabhumi Srono, Minggu (28/1/2024).

Namun setelah dirinya pulang, Ari lalu dihubungi via telepon oleh warga setempat. Mereka mengaku tidak berani mencopot, karena diprotes caleg dua periode tersebut.

"Karena bersedia menurunkan, saya kan pulang. Pas sampai rumah ternyata saya ditelepon, warga tidak berani mencopot karena caleg tersebut protes," ujar Ari.

Karena mengharuskan lokasi simulasi pencoblosan dan penghitungan suara di TPS, tidak ada atribut parpol atau berbau kampanye. Akhirnya KPU tetap melakukan pencopotan.

"Akhirnya tadi pagi saya datangi, dan saya temui yang bersangkutan. Sempat menolak awalnya, tapi setelah kami beri pemahaman akhirnya dicopot sendiri, dan akan dipasang sendiri setelah kegiatan selesai," ungkap Ari.


Proses simulasi yang digelar oleh KPU Banyuwangi tersebut, diikuti oleh petugas PPK dan PPS bersama warga sekitar di lokasi acara.

Dalam simulasi itu, diperagakan mulai dari awal proses masuk ke TPS, proses pencoblosan, keluar dari TPS hingga proses perhitungan suara.

KPU mengingatkan kepada KPPS untuk menyiapkan tempat pemungutan suara yang sesuai dengan standar. Sebab pada saat hari H, segala kemungkinan dapat terjadi.

"Bencana alam misalnya, yang mengakibatkan proses pencoblosan terganggu, kami siapkan langkah antisipasi. Salah satunya dengan menggelar pemungutan suara ulang," ungkap Ari.

Ari menjelaskan, proses simulasi tersebut digelar agar para anggota KPPS dapat cekatan saat pelaksanaan pencoblosan di TPS.

"Kadang teori dan prakteknya bisa berbeda. Kalaupun ada kejadian seperti itu, KPPS bisa tahu bagaimana cara antisipasi," tandas Ari.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/28/162412878/caleg-tak-mau-balihonya-diturunkan-simulasi-pencoblosan-di-banyuwangi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke