Salin Artikel

Cerita Siti Fatimah Driver Ojol di Surabaya yang Jadi Korban Jambret, Anak Didorong dan Ponsel Diambil Paksa

Ibu satu anak itu menjadi korban kebrutalan penjambret di kawasan Jalan Kertajaya, Surabaya pada Minggu (21/1/2024) malam.

Tak hanya kehilangan ponsel yang bisa ia gunakan bekerja untuk mencari pelanggan ojol. Anak perempuan korban yang masih berusia enam tahun terkilir pergelangan tangannya karena didorong oleh pelaku.

Penjambretan tersebut membuat Siti Fatima dan anaknya trauma. Selain itu ia kesulitan mencari nafkah karena ponsel satu-satunya untuk operasional digondol begal.

Insiden memilukan itu, berawal saat Siti sedang bekerja berkeliling mencari pelanggan ojol atau lazim disebut on-bid bermotoran sambil membonceng anaknya.

Setelah mengantarkan pesanan makanan dari rumah pelanggan di kawasan Kertajaya, ponselnya berdering yang ternyata berasal dari panggilan telepon orang tua di rumah.

Siti Fatimah pun memutuskan untuk berhenti sejenak dan menepi untuk mengangkat telepon.

"Saya berhenti posisinya. Saya sedang ditelepon oleh orang tua. Sehingga saya mau angkat telpon, harus minggir," ujar Siti saat dihubungi Surya.co.id, Kamis (25/1/2024).

Setelah menelepon, ia berencana melanjutkan kembali perjalanannya. Namun dari arah belakang, ada pemotor yang menyalip dan memepet motornya yang berhenti.

Pemotor tersebut kemudian merampas ponsel Siti Fatimah serta mendorong tubuh mungil sang anak hingga terjungkal.

"Anak saya itu sempat didorong. Si maling kayaknya sengaja agar saya fokus ke anak biar gak bisa kejar maling tadi," jelas dia.

Ia melihat pelaku menggeber kencang motor dan berbelok ke salah satu gang kecil di bahu jalan utama.

Siti Fatimah yang terima dengan kejadian tersebut berusaha mengejar pelaku.

"Terus dengan seenaknya dia ambil hape saya. Sempat saya kejar, saya sempat lempar helm tapi gak kena, malah sampai helm saya pecah," jelasnya.

Siti mengaku tak mengingat pelat nopol motor yang dikendarai si pelaku. Namun, masih mengingat ciri penampilannya.

"Orangnya pakai Vario putih lawas, pakai baju merah, helm merah. Aku lupa pelat nopolnya, karena gak fokus," ungkapnya.

Ia mengatakan ponsel yang dibawa kabur baru ia beli pada November 2023. Selain itu tangan anaknya terkilir.

"Umur 6 tahun perempuan, (luka) keseleo. Saya teriak maling-maling, anak saya nangis kencang," terangnya.

Kendati demikian, Siti mengaku enggan melaporkan kejadian tersebut ke markas kepolisian setempat.

Namun, perempuan kelahiran Sukolilo, Surabaya itu ingin mencari bukti video CCTV yang mungkin sempat merekam aksi pelaku.

"Enggak mas aku eggak punya uang buat laporan. Mau tanya orang perumahan situ, mungkin ada CCTV-nya," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Pilu Driver Ojol Wanita di Surabaya Jadi Korban Kebrutalan Jambret, Anak Ikut Terluka

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/25/213100178/cerita-siti-fatimah-driver-ojol-di-surabaya-yang-jadi-korban-jambret-anak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com