Salin Artikel

Jatim Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, Waspadai Banjir dan Tanah Longsor

KOMPAS.com - Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, sebanyak 27 di antaranya telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto pun meminta segenap komponen pemangku kebijakan di wilayah Jawa Timur untuk mewaspadai puncak musim hujan pada awal 2024.

"Berdasarkan prediksi curah hujan pada 2024 oleh BMKG, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan puncak musim hujan di bulan Februari," ujarnya saat Rapat Koordinasi Antisipasi dan Siaga Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024 di wilayah Provinsi Jawa Timur, Selasa (16/1/2024).

Potensi yang perlu diwaspadai di Jatim yakni terutama soal bencana banjir dan tanah longsor. Tidak hanya Jatim, tapi sejumlah provinsi lain juga harus waspada.

"Prediksi ini wajib ditindaklanjuti dengan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan daerah," papar dia.

Suharyanto menambahkan, selain Jawa Timur, wilayah lain yang diprediksi dilanca puncak musim hujan pada Februari 2024 meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

Adapun sejumlah langkah mitigasi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari bencana hidrometeorologi basah yakni pertama, lakukan penanaman vegetasi dan pemangkasan ranting pohon yang rentah patah.

"Langkah selanjutnya yakni memperkuat tanggul sungai dan lereng serta pembersihan drainase," terang dia.

"Perhatikan dan lakukan penataan pemukiman di sepanjang bantaran sungai dan kembangkan jaringan komunikasi sebagai suatu sistem peringatan dini berbasis masyarakat sehingga jika terjadi potensi bahaya, informasinya dapat langsung diketahui warga setempat,” tambahnya.

Suharyanto turut mengingatkan penetapan rambu rawan bencana dan jalur evakuasi serta pengerukan sedimen sungai yang berguna untuk restorasi daya tampung debit air.

"Terakhir, upaya melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas curah hujan yang melanda wilayah dengan ancaman bencana banjir dan tanah longsor," katanya lagi.

"Meski prediksi di bulan Februari, tidak berarti kewaspadaan kita menurun pada bulan-bulan selanjutnya. Selalu tingkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan karena bencana dapat terjadi kapan saja," imbuh dia.

Diketahui, guna memberikan dukungan dalam upaya mitigasi dan penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Jawa Timur, BNPB telah menggelontorkan Bantuan Operasional Dana Siap Pakai (DSP) untuk provinsi dan seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur yang telah menetapkan status siaga dan tanggap darurat bencana hidrometeorologi basah masing-masing sebesar Rp 250.000.000.

Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi kepada BNPB atas dukungan yang selalu diberikan guna percepatan penanganan bencana di daerah.

Hal itu ditegaskan oleh Sekda Provinsi Jawa Timur, Adhi Karyono.

“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada BNPB yang terus mendukung tidak hanya pada masa tanggap darurat, namun sejak fase kesiapsiagaan sehingga diharapkan upaya awal ini dapat berjalan dengan maksimal,” ungkap dia.

Adhi menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan dua kali apel kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah, yaitu apel siaga peralatan serta personel yang terdiri dari lintas sektor.

“Tidak hanya itu, kami juga memperkuat sistem penanggulangan bencana melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur terkait Klaster Logistik Tahun 2023-2024 sehingga alokasi bantuan ketika tanggap darurat dapat terorganisir dengan baik,” jelas Adhi.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/18/092729578/jatim-siaga-darurat-bencana-hidrometeorologi-waspadai-banjir-dan-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke