Salin Artikel

Lokomotif KA Pandalungan Dievakuasi, Perjalanan dari dan Tujuan Banyuwangi Kembali Normal

Sebab, lokomotif KA Pandalungan yang sebelumnya anjlok di lintasan Stasiun Tanggulangin Sidoarjo, sudah berhasil dievakuasi.

"Betul, rute perjalanan KA dari dan menuju Banyuwangi sudah normal semua," kata Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, Senin (15/1/2024).

Menurut Cahyo, KA Pandalungan berhasil dievakuasi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.22 WIB.

"Namun tadi masih ada beberapa KA yang terlambat, seperti KA Wijayakusuma dan KA Blambangan Ekspres," ujar Cahyo.

Meski begitu, untuk keberangkatan dari KAI Daop 9, baik yang dari Stasiun Jember dan Ketapang Banyuwangi, sudah tepat waktu.

"Rutenya sudah normal dan sudah kembali ke rute semula," ungkap Cahyo.

Sebelumnya, KA Sritanjung relasi Ketapang Banyuwangi tujuan Lempuyangan Yogyakarta, terhambat usai KA Pandalungan anjlok di areal Stasiun Tanggulangin, Sidoarjo, Minggu (14/1/2024).

KA Sritanjung terpaksa harus memutar arah dengan rute yang lebih panjang dan lama dari yang biasa dilewati sebelumnya.

Cahyo Widiantoro mengatakan, sekitar pukul 07.57 WIB, jalur KA di emplasemen Stasiun Tanggulangin Sidoarjo untuk sementara waktu tidak bisa dilalui akibat anjlokan.

Dijelaskan, KA Sritanjung relasi Ketapang tujuan Lempuyangan harus memutar lewat jalur lain, yakni melalui Bangil - Malang - Blitar - Kertosono.

"Untuk estimasi proses evakuasi belum bisa kami pastikan. Tapi saat ini KAI mengupayakan agar jalur secepatnya bisa segera dilalui," kata Cahyo, Minggu (14/1/2024).

Selain KA Sritanjung, KA yang memutar imbas dari insiden KA Pandalungan di Stasiun Tanggulangin adalah KA Ranggajati dari Cirebon tujuan Jember dan KA Logawa dari Purwokerto tujuan Jember.

"Semuanya dijalankan memutar Lewat Kertosono - Blitar - Malang - Bangil," ungkap Cahyo.

Sementara itu untuk jalur yang sempat terganggu akibat kejadian itu adalah dari Surabaya menuju Malang dan Surabaya menuju Jember.

"KA yang terganggu sementara ini akibat anjolkan tersebut yaitu KA (75A) Pandalungan relasi Gambir - Surabaya-Jember dan KA (432) Commuterline Penataran," ujar Cahyo.

KAI Daop 9 Jember meminta maaf kepada masyarakat atas terganggunya sejumlah rute perjalanan kereta api tersebut.

"Untuk setiap keterlambatan yang terjadi, penumpang diberikan service recovery sesuai dengan aturan yang berlaku," ungkap Cahyo.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/15/121620378/lokomotif-ka-pandalungan-dievakuasi-perjalanan-dari-dan-tujuan-banyuwangi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com