Salin Artikel

Tahun Baru Berdarah di Ponorogo, Kakek Suyoto Tewas Dibunuh karena Sengketa Tanah

Sebelum ditemukan tewas di depan rumahnya, Suyoto diketahui sempat menghabiskan waktu untuk pergantian tahun baru.

Polisi yang menerima laporan pada pada pikul 04.00 WIB, langsung turun tangan melakukan olah tempat kejadian perkara.

Di hari yang sama, Senin sekitar jam 15.00 WIB, P (25) menyerahkan diri ke polsek sekitar dan mengaku sebagai pembunuh Suyoto.

Kapolres Ponorogo AKBP Anton Prasetyo mengatakan korban dan pelaku masih memiliki hubungan saudara. Selain itu, keduanya tinggal bertetanggga di desa yang sama.

AKBP Anton juga menyebut, pelaku sempat menenggak minuman keras bersama teman-temannya di halaman rumahnya.

Usai menenggak miras, P mengingat perlakuan korban yang sedang berkonflik dengan ibu P. Pemuda 25 tahun yang mabuk itu kemudian mendatangi rumah korban yang tak jauh dari rumahnya.

Pelaku kemudian cekcok dengan korban yang berujung dengan kematian Suyoto. Korban yang mabuk memukul korban dengan batang besi dan ompak. Setelah itu ia kabur ke kebun.

Polisi sempat mencari pelaku di beberapa kebun yang dicurigai sebagai tempat persembunyiannya serta mendatangi rumah P.

“Lantaran emosi, tersangka P mendatangi rumah korban yang tak jauh dari rumah tersangka. Dan terjadilah kasus pembunuhan tersebut. Jadi motif pembunuhan kasus ini lantaran tersangka sakit hati,” jelas Anton.

Sengketa tanah

Sementara itu P mengaku sakit hati dengan perlakuan korban terhadap ibunya yang menyebabkan ibu P masuk rumah sakit selama empat hari.

Menurut P, ada persoalan sengketa tanah antara ibunya dan korban. Ia juga menyebut korban kerap mengancam ibunya dengan perkataan tidak sopan,

Selain itu korban disebut kerap mencabuti tanaman yang ditanam sang ibu yang membuat pelaku emosi.

“Ada persoalan sengketa tanah. Jadi saya bela ibu saya,” ungkap tersangka P.

"Puncaknya ibu saya masuk rumah sakit selama 4 hari. Saya murni membela ibu saya," tambah dia.

P diketahui seorang perantau di Malaysia yang kemudian pindah kerja ke Kalimantan. Pada 28 Desember 202, ia pulang ke kampung halamannya di Ponorogo.

Lalu pada malam tahun atau sebelum pembunuhan, P minum minuman keras bersama teman-temannya.

Saat kejadian, ada seorang saksi yang sempat mendengar gaduh orang berteriak di jalan. Orang tersebut berteriak "aku ra trimo (saya tidak terima)".

Saat saksi keluar rumah, ia melihat ada orang yang sudah tergeletak di jalan dan juga ada orang membawa ompak (beton penyangga tiang bendera) yang dijatuhkan ke tubuh korban.

"Mengetahui hal tersebut, saksi mendekat ke lokasi dan melihat pelaku serta mengatakan untuk bersabar, kemudian pelaku meninggalkan lokasi," kata Kapolres.

"Selanjutnya saksi minta tolong tetangga sekitar dan lapor ke Polsek Pulung," tambah dia.

Dari hasil otopsi diketahui ada benturan benda tumpul di bagian kepala korban. Selain itu kurang lebih ada tujuh tulang rusuk korban yang rusak dan patah.

“Tulang rusuk korban yang patah itu menyebabkan organ vital tidak berfungsi. Sehingga akhirnya membuat korban meninggal dunia,” ungkap Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Ponorogo, Iptu Guling Sunaka, Selasa (2/1/2024).

Menurutnya, luka bagian kepala belakang karena dipukul batang besi. Batang besi itu diambil tersangka di sekitar lokasi.

“Batang besi itu digunakan merancang bahan cor. Karena di sekitar lokasi memang ada saluran air,” terangnya.

Sementara itu tulang 7 tulang rusuk yang patah jarena dihantam ompak bendera.

“Total itu dua kali hantaman. Sekali di kepala dan sekali di dada,” pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor: Pythag Kurniati), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/03/173300778/tahun-baru-berdarah-di-ponorogo-kakek-suyoto-tewas-dibunuh-karena-sengketa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke