Salin Artikel

3 Anggota Band Tewas Usai Minum Miras, Diduga Ada yang Masukan Metanol

SURABAYA, KOMPAS.com - Kuasa hukum tiga korban tewas usai menenggak minuman keras (miras) di Cruz Lounge Bar Vasa Hotel Surabaya, Jumat (22/12/2023), menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu.

Pengacara korban tewas, Renald Christoper menduga, ada pihak yang sengaja mencampurkan miras dengan zat metanol, lalu disuguhkan kepada pemain band Ogie and Friends.

"Dugaan kami, disinyalir dengan sengaja dicampurkan bahan yang berbahaya atau zat itu tadi, yaitu zat metanol," kata Renald, ketika ditemui di Surabaya, Rabu (2/1/2024) malam.

Renald mengarahkan dugaanya itu kepada bartender atau pramutama bar yang bertugas. Sebab, orang tersebut yang mencampur sejumlah minuman hingga menyuguhkanya.

"Kenapa kami bilang ini bukan murni kecelakaan? Karena kan dengan kesadaran penuh, si peracik minuman tadi mencampurkan bahan itu," jelasnya.

"Kami tim kuasa hukum, mensinyalir ini bukan murni kelalaian atau kecelakaan minuman, ini memang ada unsur kesengajaan," tambah Renald.

Renald mengaku mengetahui adanya kandungan zat metanol, usai korban selamat melakukan pemeriksaan. Namun, dia menyerahkan kepada polisi untuk mengungkap hal itu.

"Kami dari kesaksian korban, kami cari alat bukti yang lain ditemukan zat (metanol) itu. Berdasarkan pemeriksaan korban, di salah satu korban, iya (korban meninggal juga ditemukan)," ujar dia.

Lebih lanjut, kuasa hukum korban saat ini masih mencari dalang di balik disuguhkanya miras ke pemain band tersebut. Mereka yakin ada alasan yang melatar belakangi peristiwa itu.

"Itu yang kita dalami, apa motifnya, dalangnya siapa, keterlibatan manajemen sejauh mana, karena zat berbahaya itu tadi ada di lokasi. Kami pastikan ada zat berbahaya itu," ucapnya.

Saat ini, pengacara korban telah melaporkan kasus tersebut ke Polrestabes Surabaya, dengan Pasal 338 KUHP Jo Pasal 340 KUHP, terkait perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

Diberitakan sebelumnya, AKBP Hendro Sukmono Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, diduga ada tiga jenis minuman yang dicampur oleh bartender atau pramutama bar, yakni vodka, rum, dan jus.

"Dikonsumsi itu ada alkohol 40 persen, dengan dicampur jus kemasan rasa cranberries," kata Hendro, ketika dihubungi melalui telepon, Jumat (29/12/2023).

Penyidik pun belum menemukan kandungan zat lainya yang tercampur dalam minuman keras (miras) itu. Oleh karena itu, mereka masih melakukan proses penyelidikan hingga sekarang.

"Iya minuman jenisnya pasti kami lab kan di Labfot Polda Jatim, kami menunggu hasil. Sedangkan autopsi masih dalam proses kami belum dapat hasil resminya," jelasnya.

Sementara itu, Tim forensik masih melakukan autopsi kepada dua personel band yang tewas, usai menenggak minuman keras (miras) di salah satu bar hotel di Surabaya, Jumat Jumat (22/12/2023).

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik, RSUD dr Soetomo, dr. Abdul Aziz mengatakan, kedua korban tersebut adalah, Wiliam Adolf Refly pemain drum dan Indro Purnomo sebagai sound enginering.

"Tentu hasilnya kita menemukan kelainan-kelainan pada autopsi tersebut," kata Aziz, ketika berada di RSUD dr Soetomo, Jumat (29/12/2023).

Kemudian, lanjut dia, tim forensik baru akan melakukan pengecekan kandungan yang ada di dalam miras yang dikonsumsi. Sebab, penyidik hanya menyebutkan vodka sama rum dan jus.

"Apakah itu alkohol jenis etanol, metanol atau isopetanol, harus konfirmasi dari pihak laboratorium. Alkohol itu macam-macam (jenisnya)," ucapnya.

"Mungkin orang awan tidak paham dengan metanol. Metanol itu kalau di masyarakat itu spiritus, makanya pemerintah memberi tanda khusus pada alkohol yang jenis metanol itu dengan warna," tambah Aziz.

Seperti diketahui, band dengan sembilan personel termasuk kru, menghibur pengunjung serta menenggak miras di bar hotel di Jalan Mayjen HR. Muhammad, Jumat (22/12/2023).

Namun salah satu pemain band berinisial RG, mabuk berat dan harus dibawa menggunakan kursi roda. Pemain saxophone tersebut tidak sadarkan diri hingga Sabtu (23/12/2023).

Kemudian, RG dikabarkan oleh temanya, meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo, Minggu (24/12/2023), sekitar pukul 03.00 WIB.

Selanjutnya, korban meninggal lainnya, WAR, kondisinya normal setelah menenggak miras di bar hotel tersebut. Bahkan, pemain drum tersebut sempat mengisi acara pernikahan, Sabtu.

Namun, pria tersebut kondisinya terus menurun hingga muntah setelah bekerja. Dia akhirnya dinyatakan meninggal dunia, usai dirawat di Rumah Sakit Adi Husada, Minggu, sekitar pukul 10.00 WIB.

Kemudian, korban ketiga yang meninggal berperan sebagai sound engineering berinisial IP. Lelaki menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD dr. Soetomo, Selasa, sekitar pukul 10.00 WIB.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/03/133109378/3-anggota-band-tewas-usai-minum-miras-diduga-ada-yang-masukan-metanol

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com