Salin Artikel

Pengamat Politik Unej Sebut Debat Capres Bisa Ubah Keputusan Pemilih

“Itu sangat mungkin pemilih lebih bimbang lagi, misal sebagian pendukung salah satu calon presiden (Capres) berubah pilihan,” terang Iqbal saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (13/12/2023).

Menurutnya, hal ini seperti teori yang disampaikan oleh pakar komunikasi politik Universitas Florida, Lunda Lee Kaid.

Ada enam aspek kualitas dan kemampuan calon presiden. Di antaranya, verbal, visual, perilaku, koginitif, citra kandidat, dan efek laten.

“Efek laten itu yang kerap kali muncul tidak terduga, biasanya berkaitan dengan isu dan konteks apa yang dijadikan substansi materi debat,” terang dia.

Iqbal menilai dari segi manajemen penggunaan waktu, Anies lebih unggul karena bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

“Untuk capres Ganjar beberapa segmen masih banyak menyisakan durasi,” kata dia.

Begitu juga dengan Capres Prabowo yang menyisakan durasi. Namun pada segmen lain, melebihi durasi yang ditentukan.

“Dalam konteks manajemen waktu dari enam segmen yang diberikan, Anies lebih unggul manajemen waktu,” tutur dia.

Kemudian, lanjut Iqbal, bila dilihat dari aspek penguasaan materi sesuai dengan tema, yakni berkaitan dengan demokrasi, hukum, HAM dan pelayanan publik, Anies juga lebih unggul.

Menurut dia, Capres Anies lebih menguasai materi terkait debat tersebut. Hal itu terlihat ketika memberikan tanggapan terhadap calon lainnya.

Sedangkan Prabowo yang terlihat reaktif dalam menanggapi berbagai pertanyaan.

“Keunggulan Anies ini yang mungkin tidak diantisipasi Prabowo, sehingga di awal segmen Prabowo terlihata reaktif, atau bahasa kekinian kena mental,” papar dia.

Dia menilai hal itu mempengaruhi fokus argumentasi Prabowo untuk merespons. Akibatnya, Capres Prabowo terlihat menunjukkan eskpresi emosional dalam beberapa segmen.

“Sisi lain keunggulan Ganjar lebih rileks dan luwes, argumentasinya juga cukup lebih baik dari Prabowo, sedikit di bawah Anies,” ucap dia.

Gaya retorika Capres Ganjar, lanjut dia, cenderung normatif ketika menyampaikan gagasan.

Namun ketika bertanya cukup lugas. Seperti ketika bertanya pada Capres Prabowo terkait dengan pelanggaran HAM berat.

Dia menilai adu argumentasi harusnya dilawan dengan argumentasi yang lebih kritis dan kuat.

Bukan justru argumentasi dilawan dengan sentimen atau menyerang personal diri.

“Itu tampak bagaimana Prabowo cenderung tidak menyiapkan argumentasi kuat untuk melawan, yang muncul justru gaya yang menyerang personal diri,” papar dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/13/171254078/pengamat-politik-unej-sebut-debat-capres-bisa-ubah-keputusan-pemilih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke