Salin Artikel

Anak-anak Surabaya Adang Truk demi Seberangi Suramadu Kembali Marak

BANGKALAN, KOMPAS.com – Selama sepekan terakhir, pengendara di jalan akses jembatan Suramadu, tepatnya di Desa Tunjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, diresahkan dengan aksi pengadangan kendaraan bak terbuka seperti truk dan pikap yang dilakukan belasan remaja.

Aksi itu direkam warga kemudian disebarkan melalui berbagai plarform media sosial.

Mustofa, warga Desa Tunjung mengatakan, aksi pengadangan oleh anak-anak itu sangat membahayakan pengendara. Pasalnya, mobil dalam kecepatan tinggi tiba-tiba diadang oleh belasan anak-anak.

“Kadang ada mobil yang berhenti, kadang ada yang memaksa menerobos. Bahkan ada mobil yang menghindari mereka dengan cara banting kanan atau ke kiri,” ujar Mustofa, Senin (11/12/2023).

Aksi pengadangan itu dilakukan anak-anak pada pagi hari sampai sore hari. Mereka semuanya berasal dari Surabaya. Biasanya, mereka bergerombol sampai puluhan orang.

Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bangkalan Mohammad Nakib menuturkan, pihaknya sering melakukan razia remaja yang mengada kendaraan di daerah Tunung.

Menurut Nakib, anak-anak itu berasal dari Surabaya yang bermain ke Sungai Tunjung di Kecamatan Burneh, Bangkalan.

"Sering kami razia tapi mereka tetap kembali lagi. Terutama di hari Sabtu dan Minggu. Pulangnya mereka menghadang truk atau pikap untuk pulang," jelasnya.

Nakib mengatakan akan memperketat razia di lokasi tersebut. Bagi yang tertangkap, akan dibawa ke kantor Satpol PP untuk didata dan dibina serta diserahkan kepada orangtuanya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Burneh Iptu Edi Cahyono saat dikonfirmasi menjelaskan, penertiban anak-anak yang bermain di Sungai Tunjung itu sudah berlangsung sekitar setahun.

Namun, 2 bulan terakhir marak kembali. Bahkan tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga ikut mengadang truk.

“Kalau hari Sabtu dan Minggu, jumlah mereka yang datang ke Sungai Tunjung Burneh jumlahnya ratusan. Sudah kami sweeping di jalan, tapi ada saja yang lolos,” terang Edi Cahyono melalui telepon seluler.

Lolosnya mereka menyeberang Suramadu sampai ke Desa Tunjung karena kucing-kucingan. Hari Sabtu kemarin, puluhan anak-anak sembunyi di salah satu SD.

“Saya dan kades Tunjung sudah memasang plang tanda larangan mandi di lokasi, akan tetapi tidak ada yang mengindahkan,” ungkapnya.

Edi menawarkan solusi agar Desa Tunjung memungut retribusi sebagai tambahan pemasukan kas desa. Dengan retribusi itu, dimungkinkan anak-anak dari Surabaya itu akan berpikir ulang untuk mandi di Sungai Tunjung.

“Kalau ada retribusi karcis, mungkin mereka akan berpikir untuk nyeberang ke Madura. Selain itu, desa dapat tambahan pemasukan kas desa,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/11/195005678/anak-anak-surabaya-adang-truk-demi-seberangi-suramadu-kembali-marak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke