Salin Artikel

Sempat Ambles, Jalan Bandung di Kota Malang Bisa Dilewati

MALANG, KOMPAS.com - Jalan Bandung, Kota Malang, atau tepatnya berada di depan TK, SD, dan SMP Sang Timur sudah bisa dilewati kendaraan bermotor pada Minggu (10/12/2023).

Meski begitu, area yang masih dalam perbaikan, diberi pembatas untuk menunggu keringnya cor.

Sebelumnya, sebagian area jalan tersebut ambles dengan kedalaman 5 meter dan lebar 1,5 meter. Akibatnya dilakukan penutupan Jalan Bandung dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan masyarakat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Julhardjanto mengatakan, pembukaan Jalan Bandung telah dilakukan Sabtu (9/12/2023) sekitar pukul 00.00 WIB dengan pertimbangan sudah aman.

"Jadi biar untuk kelancaran lalu lintas juga, karena itu arus yang sibuk juga, cuma ini masih dikasih pengaman di lokasi karena menunggu kering," tutur Dandung, Minggu (10/12/2023).

Pihaknya telah mengerjakan perbaikan jalan hingga tahap pengecoran. Saat ini tinggal menunggu kering atau pengerasan.

Sebelumnya, pengerjaan dilakukan dengan memberi box culvert, kemudian pengecoran dalam, pengurukan, pemadatan, dan pengecoran atas.

Rencananya, pengaspalan akan dilakukan Senin (11/12/2023) malam.

"Nanti kalau itu sudah matang, baru kita lakukan pengaspalan. Ini kita sedang mempersiapkan, kalau memang nanti materialnya ada, nanti Senin malam itu sudah kita aspal, cuma ini kita masih lihat stok aspal," katanya.

Meski belum diaspal, nantinya kendaraan bermotor diperbolehkan melewati area jalan yang sebelumnya ambles. 

"Sudah, Senin akan kita buka nanti, jadi sudah bisa dilindas, dilewatilah, nanti," katanya.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur untuk mengecek saluran irigasi. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya jalan ambles di titik lainnya atau sekitar lokasi tersebut.

"Kita koordinasikan dengan provinsi, itu kewenangan irigasi dinas provinsi, dinas sumber daya air," katanya.

Sebelumnya diberitakan, jalan ambles terjadi di Jalan Bandung, Kota Malang atau depan Sekolah TK, SD, dan SMP Sang Timur, Kamis (7/12/2023).

Di sekitar lokasi kejadian dilakukan penutupan jalan dan perbaikan. 

Jalan ambles itu awalnya dari permukaan aspal memiliki lebar sekitar 1,5 meter dan kedalaman 5 meter. Namun, ketika dilihat ke dalam memiliki luas lubang sekitar 4 meter.

Alat berat berupa ekskavator diturunkan oleh Pemkot Malang untuk penanganan awal. Peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba sekitar pukul 12.30 WIB.

DPUPRPKP Kota Malang Dandung Julhardjanto mengatakan, pihaknya sebelumnya telah melakukan pengecekan terjadinya jalan ambles tersebut.

Penyebab jalan ambles tersebut karena adanya gorong-gorong lama atau saluran irigasi peninggalan Belanda yang sudah tidak mampu menahan beban berat lagi.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/10/161729878/sempat-ambles-jalan-bandung-di-kota-malang-bisa-dilewati

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com