Salin Artikel

Kunjungi Basis PDI-P di Wilayah Mataraman, SBY: Masih Ada Ruang untuk Parpol Lain

BLITAR, KOMPAS.com – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa wilayah Mataraman di Jawa Timur, termasuk Blitar, merupakan salah satu basis pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Namun, kata SBY, bukan berarti tidak ada ruang bagi warga wilayah Mataraman untuk memberikan dukungan kepada partai lain, termasuk Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan SBY menjawab pertanyaan apakah kunjungannya ke sejumlah daerah di willayah Mataraman, Jawa Timur, merupakan aksi mencuri start untuk mendapatkan simpati dan dukungan pada Pemilu 2024.

“Jadi memang benar di sini ada kekuatan capres-cawapres tertentu yang lebih kuat, parpol tertentu yang lebih kuat. Tapi tidak berarti tidak ada ruang untuk mendukung parpol lain, capres yang lain,” kata SBY usai kegiatan Temu Kader Partai Demokrat Kabupaten dan Kota Blitar, Jumat (8/12/2023) sore.

Berbicara peta dukungan politik di Indonesia, kata SBY, sejumlah wilayah memang menjadi lumbung suara bagi partai politik tertentu, sedangkan wilayah lain merupakan lumbung suara bagi partai politik yang lain.

Blitar, lanjut SBY, memang merupakan salah satu lumbung suara bagi PDI-P karena hasil perolehan suara PDI-P memang selalu dominan pada setiap pemilihan umum.

Namun, kata dia, selalu ada peluang bagi partai lain untuk mendapatkan suara di daerah-daerah yang menjadi basis partai politik tertentu.

Karena itu, SBY mendorong kepada seluruh kader Partai Demokrat di wilayah Mataraman untuk tidak menyerah.

“Kalau kita memperjuangkan sesuatu, tahu kita yang dominan apa. Ya pandai-pandailah. Tidak perlu kita menyerang, tidak perlu kita mengatakan yang tidak baik. Karena ini kan saudara-saudara kita. Hanya beda partai,” ujarnya.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Ke-6 itu berkeliling menemui kader dan calon legislatif Partai Demokrat di sejumlah daerah di Jawa Timur yang biasa disebut sebagai wilayah Mataraman, seperti Madiun, Kediri, Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek.

Wilayah Mataraman Jawa Timur adalah sebutan untuk daerah bekas Karesidenan Madiun, Kediri, dan Bojonegoro, termasuk Kabupaten dan Kota Blitar, yang juga dikenal sebagai salah satu basis pendukung tradisional PDI-P.

Di Kota dan Kabupaten Blitar, misalnya, Partai Demokrat mendapatkan sedikit suara pada Pemilu 2019. Partai Demokrat hanya memiliki 2 kursi dari 25 kursi yang ada di DPRD Kota Blitar.

Sedangkan di Kabupaten Blitar, Partai Demokrat hanya mendapatkan 2 dari 50 kursi DPRD.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Blitar Ridho Handoko mengatakan bahwa sebelum menemui kader dan calon legislatif Partai Demokrat di Kediri, Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek, SBY telah datang ke Madiun untuk kegiatan serupa.

Menurut Ridho, SBY memang sengaja "turun gunung” ke daerah-daerah yang perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2019 rendah.

“Salah satunya seperti itu. Kita mengangkat lagi paling enggak dengan ikon kita, Pak SBY. Kan Demokrat memang selama ini memang Pak SBY ketokohannya,” ujar anggota DPRD Kota Blitar itu kepada Kompas.com, Sabtu (9/12/2023).

Ridho berharap dengan kedatangan SBY akan ada tambahan kursi di tiap jenjang legislatif di daerah-daerah tersebut pada Pemilu 2024 nanti, atau setidaknya perolehan suara partai bertambah.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/09/140439778/kunjungi-basis-pdi-p-di-wilayah-mataraman-sby-masih-ada-ruang-untuk-parpol

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com