Salin Artikel

Cerita Satu Keluarga Saling Menyelamatkan saat Kebakaran Ruko di Surabaya

Hal itu diungkapkan Lina Marlina (45), warga Bandung, yang sudah tinggal 15 tahun di sekitar lokasi. Lina mengaku kaget saat mengetahui api sudah membesar di dekat ruko anaknya, Aldi (28).

"Jadi mau mengisi air, mengintip itu, langsung bangunin suami saya, cepet kebakaran (ruko) abon, gitu. Aldi bangunin," kata Lina saat ditemui di lokasi.

Mengetahui itu, Lina dan suaminya yang tempat tinggalnya berada di belakang ruko tersebut langsung berlari. Sedangkan, api yang membakar ruko penjual abon terus membesar.

"Langsung lari dari atas, tapi api sudah besar. (Saya lihat) baru ada karyawan abonnya, cuma ada beberapa orang tapi enggak teriak-teriak," jelasnya.

Kemudian, Lina langsung berteriak membangunkan Aldi yang tinggal bersama istri dan anaknya yang berusia 1 tahun 3 bulan. Sebab, putranya masih belum keluar dari ruko yang ditempatinya.

"Cuma dari sini (depan ruko) langsung gedok-gedok (pintu) itu, bangunin, (bingung) gitu. Lari, ngebangunin yang ini juga (tetangga), belum pada bangun orang-orang itu," ucapnya.

Nenek tersebut akhirnya baru bisa bernapas lega ketika anak, menantu, dan cucunya bangun dari tidurnya. Mereka juga langsung keluar ruko ketika mendengar kegaduhan di luar bangunan.

Sementara itu, Aldi merasa bersyukur telah dibangunkan oleh orangtuanya saat kebakaran terjadi. Jika tidak, dia bersama satu keluarganya bakal menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

"Saya enggak mendengar apa-apa. Kalau enggak dibangunin, bapak saya mungkin kepanggang bertiga, ada saya, istri, sama anak," kata Aldi.

Selanjutnya, Aldi langsung membangunkan istri dan membawa anaknya keluar dari bangunan tersebut. Dia pun melihat kebakaran sudah mulai membesar di ruko penjual abon.

"Soalnya dibangunin bapak, saya sama istri dan anak keluar, terus api sudah besar di atas toko satunya, kan ada pintu dua, saya keluar lewat itu," jelasnya.

Pedagang barang antik itu sedikit kecewa karena tidak ada satu pun karyawan toko abon yang membangunkannya. Padahal, mereka sudah berkumpul untuk memadamkan api ruko tersebut.

"(Karyawan) tempat kebakaran malah enggak mengabari saya, iya samping. Kan selang sudah ditarik ke sana, berarti buat nyiram kenapa enggak membangunkan," ujar dia.

Aldi mengungkapkan, barang dagangannya hangus terbakar dan kerugiannya ditaksir mencapai sekitar Rp200 juta. Namun, dia tetap bersyukur keluarganya masih utuh setelah kejadian.

"Kalau barangnya saja itu Rp 200 juta lebih, belum lagi perabotan-perabotan itu enggak tahu berapa. Ada dua ruko punya saya," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, kebakaran lima ruko tersebut terjadi di Jalan Patmosusatro, Wonokromo.

"DPKP terima berita laporan dari warga, melihat ruko mulai terbakar sejak pukul 04.00 WIB," kata Dedik, ketika dikonfirmasi melalui pesan.

Total ada 12 unit pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi, usai menerima laporan warga tersebut. Sedangkan, lima ruko dua lantai yang terbakar memiliki luas 20 meter x 10 meter.

"Tiga ruko disewa oleh satu orang, digunakan untuk usaha abon, dan dua ruko disewa untuk jualan barang antik. Satu ruko terdampak untuk usaha reparasi sofa," jelasnya.

Dedik menduga, peristiwa tersebut berawal dari korsleting listrik di salah satu ruko yang terbakar habis. Kemudian, api terus menjalar karena banyak barang yang mudah terbakar tersimpan di dalamnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/08/185731578/cerita-satu-keluarga-saling-menyelamatkan-saat-kebakaran-ruko-di-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke