Salin Artikel

Cerita Siswa SD di Sidoarjo Tidur Siang di Sekolah: Semangat Belajar Lagi

SURABAYA, KOMPAS.com - Para siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku senang mendapatkan mata pelajaran tidur siang. Mereka bahkan bercerita ada yang mendengkur saat beristirahat.

Saat Kompas.com tiba di sekolah itu pada Senin (4/12/2023) siang, sekolah yang berada di wilayah Jumputrejo, Sukodono, Sidoarjo tersebut tampak sepi dari luar. Para siswa ternyata tengah berkegiatan di sekitar halaman.

Beberapa di antaranya tampak mengaji di gazebo yang berada tepat di depan ruang kantor guru. Sebagian lainya, belajar di dalam kelas dan merawat ikan yang ada di samping sekolah.

Tak lama, seluruh murid SD Muhammadiyah 4 Zamzam yang ada di kelas, tampak mulai keluar. Sedangkan, sejumlah guru masuk ke masing-masing ruangan dengan membawa karpet.

Salah satu siswa kelas 1 A, berinisial KN, mengatakan baru saja mengecek kondisi ikan lele yang dirawat di samping gedung. Hal tersebut merupakan kegiatan rutinya di sekolah.

"Iya (lihat lele), pelajaran pengembangan skill, tadi habis ulangan (UTS) pelajaran Pendidikan Pancasila," kata KN saat ditemui di sekitar kolam ikan, Senin.

Kemudian, KN dan teman-temanya yang lain dipanggil para guru untuk masuk ke dalam kelasnya. Mereka tampak langsung tidur telentang di atas karpet yang sudah dipasang pengajar.

"Senang, karena nanti capeknya hilang, bisa kok (tidur)," jelasnya.

Siswa kelas 1 B, berisial AN, mengungkapkan hal senada. Menurut dia, kegiatan tidur siang memiliki dampak positif, seperti menyegarkan pikiran setelah menerima pelajaran.

"Pas bangun (badan dan pikiran) segar, belajarnya lebih senang, semangat belajar lagi. Ada yang ngorok (mendengkur) teman-teman," kata AN sembari tersenyum.

AN sendiri menjalani sekolah sepanjang hari alias full day di SD Muhammadiyah 4 Zamzam. Hal tersebut membuatnya kelelahan apabila dipaksa terus menerima mata pelajaran.

"Pikiran tenang, ada murottal (bacaan ayat suci Al Quran) pas tidur. Masuknya jam 06.00 WIB, biasanya pulang jam 15.30 WIB. Iya kalau siang nunggu tidur," jelasnya.

"Mungkin belum nyaman, awal-awal masih belum banyak yang bisa tidur siang. Tapi berjalanya waktu, anak-anak bisa," kata Kiki.

Kiki menyebut, kegiatan tidur siang tersebut memiliki pengaruh positif dalam kegiatan belajar siswanya. Mereka cenderung lebih tenang meskipun sudah menjelang jam pulang sekolah.

"Siswa kelas 1 yang sekarang itu cenderung lebih semangat di sekolah. Tahun lalu kurang efektif pembelajaranya, siswa itu siangnya lelah, nangis, dan juga tidak fokus ke pelajaran," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala sekolah SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo, Anas Fikri mengatakan, mata pelajaran tidur siang bagi para murid tersebut baru diterapkan pada tahun ajaran 2023 - 2024 ini.

"Evaluasi tahun kemarin, anak-anak itu lelah dan enggak konsentrasi, setelah istirahat siang jam 12.00 WIB. Sedangkan sekolah ini full day, anak-anak itu lelah," kata Anas ketika berada di kantornya.

Kemudian, Anas berinisiatif memasukan mata pelajaran tidur siang bagi murid kelas 1 dan 2 SD pada Juli 2023 lalu. Yakni dengan jadwal selama satu jam, mulai pukul 13.00 WIB hingga 14.00 WIB.

"Kegiatanya di kelas masing-masing, jadi anak-anak makan siang, shalat dhuhur. Selesai itu kelas sudah diatur ada alas karpet dan bantal sementara bawa sendiri," jelasnya.

"Ada dua guru yang mendampingi, satu wali kelas dan satu pendamping. Nanti dilantunkan juga ayat-ayat Al Quran untuk mengiringi tidur siang mereka (siswa)," tambah Anas.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/04/154108278/cerita-siswa-sd-di-sidoarjo-tidur-siang-di-sekolah-semangat-belajar-lagi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com