Salin Artikel

Gibran Cawapres dan Kaesang Ketum PSI, PDI-P Blitar Anulir Target Perolehan Suara untuk Ganjar-Mahfud

Mereka tidak lagi menargetkan kemenangan 85 persen suara untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024 mendatang.

Penunjukan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai Calon Wakil Presiden untuk Calon Presiden Prabowo Subianto membuat DPC PDI-P Kabupaten Blitar pesimistis target kemenangan 85 persen untuk pasangan yang diusung PDI-P dapat tercapai.

Ketua DPC PDI-P Kabupaten Blitar Rijanto mengatakan bahwa pihaknya harus menghitung ulang target perolehan suara untuk pasangan Ganjar-Mahfud.

Ini dilakukan karena penunjukan Gibran sebagai Cawapres untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Bukan hanya itu, kata Rijanto, penunjukan putra bungsu Presiden, Kaesang Pangareb, sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diprediksi akan turut mempengaruhi perolehan suara di Blitar untuk pasangan capres-cawapres PDI-P.

"Kita tahu semua Mas Gibran di seberang sana, terus kemudian Mas Kaesang pegang PSI."

"Ini kita gak bisa memperhitungkan seperti yang kemarin,” kata Rijanto usai rapat konsolidasi pemenangan Ganjar-Mahfud bersama partai politik pendukung, Rabu (29/11/2023).

Pernyataan mantan Bupati Blitar itu merujuk pada pernyataan sebelumnya pada Oktober lalu terkait optimisme memenangkan Ganjar-Mahfud dengan perolehan suara 85 persen di Kabupaten Blitar.

Penetapan target kemenangan 85 persen itu berkaca pada perolehan suara di Kabupaten Blitar yang didapat pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai pasangan Capres-Cawapres yang diusung PDI-P dan partai pendukung pada Pemilu 2019 yakni antara 83 hingga 85 persen.

Rijanto mengatakan perolehan suara pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 tidak lagi dapat dijadikan tolok ukur untuk menentukan target perolehan suara Ganjar-Mahfud setelah dua putra Presiden Joko Widodo keluar dari haluan politik PDI-P.

Target kemenangan 85 persen untuk Ganjar-Mahfud yang dicanangkan DPC PDI-P Kabupaten Blitar pada Oktober lalu, ujarnya, disampaikan sebelum Gibran ditunjuk sebagai Cawapres untuk Prabowo dan sebelum Kaesang terpilih sebagai Ketum PSI.

"Kalau kemarin saya menyampaikan (target) itu pada teman-teman karena pada saat itu posisi di atas (elite) masih nyaman-nyaman ya,” ujarnya.

“Tapi dengan perkembangan sekarang ini kita tidak bisa untuk memperhitungkan seperti kemarin. Kita bukan pesimistis, hanya untuk target persentase kita harus hati-hati menghitung,” tambah Rijanto.

Optimisme itu disampaikan DPC PDI-P Kabupaten Blitar melalui Rijanto dan Sekretaris Supriyadi setelah Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD ditetapkan sebagai Cawapres untuk Ganjar. 

Saat itu, Rijanto mengutarakan keyakinannya bahwa pasangan Ganjar-Mahfud memiliki tingkat elektabilitas yang setara dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf di Kabupaten Blitar. 

Kabupaten dan Kota Blitar merupakan salah satu basis suara terbesar bagi PDI-P di Jawa Timur.

Pada Pemilu 2019, pasangan Jokowi-Ma’ruf yang diusung PDI-P memperoleh suara sebanyak 638.096 atau 83,2 persen dari 766.939 pemilih yang menggunakan hak suara.

Jika dibandingkan dengan total suara sah sebanyak 748.847, kemenangan itu mencapai 85,21 persen, salah satu kemenangan tertinggi di Jawa Timur.

Di DPRD Kabupaten Blitar, PDI-P menduduki 19 kursi hasil Pemilu 2019 atau 38 persen dari total 50 kursi yang ada di lembaga legislatif daerah itu.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/29/174657478/gibran-cawapres-dan-kaesang-ketum-psi-pdi-p-blitar-anulir-target-perolehan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com