Salin Artikel

Bupati Gresik Minta Maaf atas Kericuhan Selepas Laga Gresik United Vs Deltras Sidoarjo

GRESIK, KOMPAS.com - Bupati Gresik yang juga Presiden Klub Gresik United, Fandi Akhmad Yani meminta maaf atas kericuhan yang terjadi selepas laga Gresik United menghadapi Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudro (Gejos) Gresik, Jawa Timur, pada Minggu (19/11/2023).

Hal itu disampaikan Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani, saat berkunjung ke Mapolres Gresik dan bertemu dengan Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom.

"Saya pribadi dan selaku kepala daerah, meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat atas kejadian (kericuhan) pasca-pertandingan Gresik United melawan Deltras. Kami sangat prihatin atas kejadian tersebut," ujar Gus Yani kepada awak media di Mapolres Gresik, Selasa (21/11/2023).

Tidak hanya prihatin dengan kericuhan yang terjadi, Gus Yani mengapresiasi dan menghargai upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalam menjaga pertandingan Gresik United menghadapi Deltras Sidoarjo. Termasuk di antaranya menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

"Kami menghargai proses hukum," ucap Gus Yani.

Gus Yani mengaku telah berencana berkunjung ke rumah para suporter yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Pihaknya juga berencana menjenguk anggota polisi yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat kericuhan itu.

"Terkait dengan sanksi atau hukuman dari PSSI, kami sedang menunggu. Kami siap apa pun risiko dan sanksi yang diberikan," kata Yani.

Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom memberikan saran agar pertandingan kandang terdekat Gresik United dalam lanjutan Liga 2 dilaksanakan tanpa penonton.

"Terkait sanksi kami sama-sama menunggu, kita hargai apa pun keputusan dari PSSI," kata Adhitya.

Lantaran masih digunakan oleh polisi untuk keperluan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), lokasi kericuhan di Stadion Gejos Gresik masih terpasang garis polisi.

"Sementara di lokasi kejadian masih kami gunakan untuk olah TKP, jadi kami nyatakan status quo untuk tidak digunakan terlebih dulu. Nanti apabila sudah selesai olah TKP, police line akan segera kami lepas," tutur Adhitya.

Seperti diberitakan sebelumnya, suporter yang kecewa usai Gresik United kalah 1-2 atas Deltras Sidoarjo bermaksud merangsek masuk stadion usai laga guna protes terhadap manajemen pada Minggu (19/11/2023). Namun, upaya tersebut dihalangi oleh petugas kepolisian yang berjaga.

Kericuhan pun terjadi di luar stadion. Polisi menembakkan gas air mata untuk mengurai massa suporter dalam kericuhan itu.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/22/075240278/bupati-gresik-minta-maaf-atas-kericuhan-selepas-laga-gresik-united-vs

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com