Salin Artikel

Marsma Subhan, Korban Pesawat Jatuh, Sempat Pimpin Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

KOMPAS.com - Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), Kamis (16/11/2023).

Beberapa pekan sebelumnya, Subhan sempat memimpin misi pengiriman bantuan untuk rakyat Palestina. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI R. Agung Sasongkojati.

Waktu itu, Subhan yang menjabat Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jatim, dengan pangkat Kolonel Penerbang, melaksanakan misi kemanusiaan  mengirimkan bantuan untuk Palestina.

"Tepat sekitar seminggu, dua minggu lalu, kita melaksanakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Palestina. Kebetulan pimpinan rombongannya adalah Marsekal Pertama (Anumerta) Subhan sebagai Danwing di Malang ini," ujarnya, Jumat (17/11/2023).

Bantuan tersebut diterbangkan ke Bandara El Arish, Sinai, Mesir yang berdekatan dengan Gaza, Palestina.

Dikutip dari Antara, pesawat Hercules TNI AU A-1328 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh, ikut mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut.

Pengiriman bantuan itu dilepas oleh Presiden Joko Widodo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 4 November 2023.

Pesawat C-130 Hercules tersebut dipiloti oleh Danskadron 32 Letkol Penerbang Yudhi Bandung Sukarmanto. Adapun misi kemanusiaan ini dipimpin oleh Danwing Udara 2 Kolonel Pnb Subhan yang bertindak sebagai Mission Commander.

"Saya mengenal dengan baik, karena kebetulan beberapa tahun yang lampau, saya sempat di institusi pendidikan dan beliau adalah siswa saya," ucapnya.

Menurut Agung, Subhan merupakan sosok yang cemerlang.

"Beliau siswa yang sangat cemerlang, sangat smart, dan itu sebetulnya calon pimpinan kita di masa depan," ungkapnya.


Sementara itu, paman korban, Rasidi, mengatakan, Subhan kali terakhir pulang kampung ke Kabupaten Pamekasan, Jatim, sekitar awal November 2023.

Namun, pertemuan tersebut hanya berlangsung sekitar tiga jam. Pasalnya, Subhan harus kembali berdinas.

"Hanya melepaskan kangen, kangen sama ibu, lalu dia (almarhum) pamit lagi pulang, karena banyak tugas di kantor, sehingga dia PP (Pulang Pergi), ada telepon dari kantor jadi dia pamit lagi balik," tuturnya.

Di mata Rasidi, Subhan adalah seorang pribadi yang baik.

Subhan menjadi satu dari empat orang yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Super Tucano TNI AU di Kabupaten Pasuruan.

Dua pesawat yang jatuh memiliki nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

Saat insiden, Subhan berada di pesawat TT-3103 bertugas sebagai backseater. Duduk di kursi depan ialah Mayor Pnb Yuda A. Seta.

Adapun pesawat TT-3111 diawaki oleh Letkol Pnb Sandhra Gunawan sebagai frontseater, dan Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya bertindak menjadi backseater.

Tiga jenazah, yakni Kolonel Pnb (Anumerta) Sandhra Gunawan, Marsma TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, dan Marsma TNI (Anumerta) Subhan, dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, Kota Malang.

Sedangkan, Letkol Pnb (Anumerta) Yuda A Seta dimakamkan di TMP Madiun, Jatim.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Nugraha Perdana | Editor: Andi Hartik), Antara

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/18/095316878/marsma-subhan-korban-pesawat-jatuh-sempat-pimpin-pengiriman-bantuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke