Salin Artikel

TNI AU Imbau Masyarakat Tak Ambil Puing Pesawat Tempur Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan

TNI Angkatan Udara mengimbau warga tidak menyentuh, mengambil, atau menyimpan apabila menemukan patahan puing pesawat tempur tersebut.

Pasalnya, setiap patahan puing pesawat milik Skadron Udara 21 itu akan dijadikan bahan untuk TNI Angkatan Udara melakukan penyelidikan.

Demikian imbauan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama Agung Sasongko Jati.

"Apabila warga menemukan patahan pesawat, sebaiknya foto dan laporkan kepada kami (TNI AU). Jangan diambil," ungkapnya dalam konferensi pers di Gedung Cakrawala Lanud Abdurrachman Saleh, Kamis (16/11/2023).

Saat ini, tim gabungan TNI AU bersama kepolisian tengah melakukan evakuasi, baik kepada para korban maupun puing-puing pesawat.

"Untuk melakukan evakuasi, kami (TNI AU) mengerahkan personel yang tergabung dalam 2 tim, serta alutsista dan sarana-prasaran lainnya," jelasnya.

Selain itu, tim gabungan juga tengah mencari recorder pesawat untuk dijadikan bahan penyelidikan atas kecelakaan yang terjadi.

"Recorder pesawat masih kita cari untuk melihat gambaran detik-detik terjadinya kecelakaan itu," ujarnya.

Hanya saja, Agung memastikan bahwa penyebab kecelakaan itu akibat cuaca buruk dan tidak ada faktor yang disebabkan oleh gesekan antara pesawat.

"Berdasarkan informasi dari awak pesawat yang selamat, keempat pesawat bergabung saat memasuki awan. Namun ketika keluar dari awan, dua pesawat hilang dan lost contact," tuturnya.

"Yang pasti, saat kecelakaan terjadi, pesawat berada pada ketinggian 8.000 kaki," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, dua dari empat pesawat EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 mengalami kecelakaan di kawasan lereng Gunung Bromo, tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11/2023) siang.

Kedua pesawat pesawat itu memiliki nomor ekor TT-3111 dengan penumpang Letkol Pnb Sandhra Gunawan sebagai frontseater (pilot) dan Kolonel Adm Widiono bertindak sebagai backseater.

Kemudian pesawat kedua nomor ekor TT-3103 dengan dua penumpang Mayor Pnb Yuda A. Seta selaku frontseater (pilot) dan Kolonel Pnb Subhan sebagai backseater.

Agung mengatakan keempat pesawat tempur itu take off dari Lanud Abdurrachman Saleh pukul 10.51 WIB, dan dua di antaranya hilang kontak pada pukul 11.18 WIB.

"Penerbangan itu dilakukan untuk misi latihan Profisiensi Formation Flight rute ABD – Area - ABD (Alpha, Bravo, Charlie, Delta, Med-Low)," terangnya.

Akibatnya, 4 penumpang kedua pesawat itu dilaporkan tewas. Keempatnya yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan selaku frontseater dan Kolonel Adm Widiono bertindak sebagai backseater pesawat TT-3111.

Kemudian, Mayor Pnb Yuda A. Seta selaku frontseater dan Kolonel Pnb Subhan sebagai backseater pesawat TT-3103.

Keempat korban tersebut adalah pejabat di Lanud Abdulrachman Saleh.

Letkol Pnb Sandhra Gunawan menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Kolonel Adm Widiono sebagai Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Abdulrachman Saleh, Mayor Pnb Yuda A Seta Kadisops Lanud Abdulrachman Saleh, dan Kolonel Pnb Subhan sebagai Komandan Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/17/075539778/tni-au-imbau-masyarakat-tak-ambil-puing-pesawat-tempur-super-tucano-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke