Salin Artikel

Kualitas Dikeluhkan, Pemberian Makanan Tambahan untuk Balita Stunting di Jombang Dihentikan

JOMBANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menghentikan pemberian makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil. Sebab, kualitas makanan yang diberikan dikeluhkan.

Keluhan terhadap kualitas makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil beredar sejak Senin (13/11/2023).

Ada dua temuan terkait makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil yang disalurkan melalui Pos Pemulihan Gizi (PPG) di dua kecamatan.

Di Kecamatan Sumobito, ada balita dan ibu hamil yang menerima sayur sop yang di dalamnya ada ulatnya. Kemudian di Kecamatan Bareng, ada ibu hamil yang mendapatkan susu tak layak konsumsi.

Menanggapi temuan dan keluhan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Budi Nugroho mengungkapkan, pihaknya telah menghentikan pemberian makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil.

Dijelaskan, penghentian tersebut bersifat sementara. Setelah proses evaluasi dan mendapatkan jaminan kualitas, makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil akan kembali diberikan.

"Jadi, kemarin langsung kami hentikan penyediaanya,” kata Budi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/11/2023).

Dia menjelaskan, anggaran penanganan stunting khususnya pada item pemberian makanan untuk balita stunting dan ibu hamil memang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

Namun, dalam pengadaan atau penyediaan, pelaksanaannya dilakukan oleh pihak ketiga melalui sistem lelang.

Adapun terhadap menu makanan, diprioritaskan untuk memilih makanan berkualitas yang tidak mudah basi atau cepat busuk.

“Sekarang dalam tahapan proses pemilihan melalui e-katalog lokal. Dan, untuk langkah itu, kami melakukan kunjungan (ke penyedia) untuk mendapatkan penjelasan, mengukur pengalaman, sekalian untuk mengetes menu makanan yang kita tentukan,” ujar Budi.

Dalam pelaksanaan berikutnya, jelas Budi, pemberian makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil di Kabupaten Jombang akan dilakukan melalui Puskesmas.

Penyediaan makanan untuk penanganan stunting tersebut, juga diprioritaskan untuk menggandeng penyedia dari lingkungan sekitar.

“Di bagikan per puskesmas supaya lebih mudah pengawasannya. Nantinya kami juga akan lebih banyak melibatkan penyedia lokal, sehingga bisa kembali seperti semangat awal, menjadi stimulus perekonomian lokal,” kata Budi.

Dia menambahkan, program pemberian makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil sedianya dilaksanakan hingga satu bulan ke depan.

Namun karena ada komplain terkait kualitas makanan, program dengan anggaran sebesar Rp 3.711.229.500 tersebut dihentikan untuk sementara.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/15/154040578/kualitas-dikeluhkan-pemberian-makanan-tambahan-untuk-balita-stunting-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke