Salin Artikel

Diduga Telantarkan Jemaah, 8 Agen Travel Umrah di Jember Diperiksa, Ada Temuan Penipuan Tiket Pesawat

Para agen travel umrah tersebut diduga bernaung di bawah PT Z.

Kasatreskrim Polres Jember AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz menyatakan pengungkapan kasus ini dilakukan oleh tim khusus yang beranggotakan tujuh orang penyidik.

"Hari ini penyidik memeriksa agen-agen. Kurang lebih ada sekitar 8 agen," ujarnya, Sabtu (11/11/2023).

Perkara tersebut telah menjadi sorotan publik, karena jumlah korbannya mencapai puluhan orang.

"Saya bentuk tim supaya cepat terbagi tugasnya masing-masing. Kami serius, karena jumlah korbannya mencapai 43 orang," tutur Abid.

Hasil pemeriksaan sementara, kata Abid, ditemukan ada unsur tindak pidana penipuan tiket pesawat. Bahkan, diduga pembeliannya melalui sistem tembak.

"Tidak disediakan dari awal, tapi masih mencari-cari yang ada promosi. Ketika terkendala tiket kondisi terdesak diakali oleh agen beli saat itu. Bahkan ada jamaah yang terpaksa beli sendiri," tuturnya.

Ia juga menyebut penipuan juga menyangkut sarana penginapan, kendaraan dan makanan yang harusnya disediakan oleh agensi sesuai kontrak perjalanan umrah dengan jemaah.

Namun, kata Abid, justru para jemaah harus membayar lagi sebesar Rp 36 juta ke Travel Z, agar bisa memperoleh penginapan dan makanan saat di Arab Saudi.

"Masih kita dalam lagi, karena keterangan yang kami peroleh saat di sana (Arab Saudi) tidak langsung tersedia hotel dan konsumsi untuk para jamaah umrah," ulas dia.

Informasi yang terhimpun dari seorang jamaah wanita asal Jember mengatakan, berdasarkan kontrak perjalanan rombongan itu diterbangkan dari Bandara Juanda.

"Dari Jember kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Di situ bukan lanjut ke Bandara Juanda-Surabaya, tapi malam ganti bus ke Jakarta lewat darat menuju Bandara Soekarno-Hatta," ungkap perempuan yang meminta identitasnya di rahasiakan itu.

Saat di Jakarta, kata dia, sebanyak 101 jamaah menunggu pesawat selama berjam-jam. Kemudian, pihak agensi baru menaikkan rombongan ke pesawat Indigo menuju di Mumbai-India.

"Di sana (Mumbai) para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Sempat ada beberapa visa jamaah yang ditahan petugas bandara, karena ramai mengeluh tiadanya konsumsi. Untungnya, visa dikembalikan lagi oleh petugas bandara Mumbai. Sehingga, kami bisa melanjutkan penerbangan," tuturnya.

Selama perjalanan lewat jalur udara dari Mumbai ke Arab Saudi. Menurutnya, para jamaah harus menahan haus dan lapar, karena sama sekali tidak disediakan makanan atau minuman.

"Kami sampai minta minuman yang itu sebenarnya jatah pramugari. Kami minta ke pramugari diberi minuman, mungkin kasihan ke jemaah," ujar dia.

Setelah tiba di Mekkah, Arab Saudi, katanya, fasilitas hotel dan konsumsi lancar selama tiga hari. Masalah kembali terjadi saat pindah ke Madinah. Jemaah diajak keliling tanpa kejelasan tujuan tempat menginap.

"Cekcok antara jemaah terjadi begitu saja hingga videonya menyebar ke berbagai lini media sosial. Usai perang mulut, pihak agensi memberi penginapan," katanya.

"Tapi, penginapan sepertinya bukan hotel bintang tiga sebagaimana yang dijanjikan. Ada dua tempat penginapan yang digunakan saat di Madinah, sehingga kami kalau makan harus pindah ke penginapan satunya. Makanan sering terlambat, contohnya untuk sarapan baru jam 11 siang ada," urainya.

Ketika jadwal jemaah harus pulang ke Tanah Air, katanya, justru masih tertahan selama beberapa hari di Madinah. Jemaah mulai gusar dan uring-uringan dengan agensi.

"Beberapa orang jamaah sampai nekat minta transfer uang keluarganya yang di Indonesia agar bisa pulang tepat waktu," sebutnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 8 Travel Umrah di Jember Diperiksa, Diduga Telantarkan Jamaah, Ditemukan Penipuan Tiket Pesawat

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/12/061700878/diduga-telantarkan-jemaah-8-agen-travel-umrah-di-jember-diperiksa-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke