Salin Artikel

Siswa SMK di Tuban Jadi Korban Tawuran saat Nonton Sepak Bola Piala Bupati 2023

Korban mengalami luka di bagian wajah dan harus dilarikan ke RSUD dr Koesma Tuban untuk mendapatkan perawatan medis. 

Kakek korban, Suntoko mengatakan, cucunya mengalami retak tulang di bagian pelipis wajahnya dan harus menjalani operasi. 

"Luka di tulang wajahnya habis dioperasi selama 8 jam dan sekarang dia sudah pulang, tapi belum bisa ngomong masih sakit," kata Suntoko saat ditemui Kompas.com, Selasa (7/11/2023). 

Suntoko menyampaikan, cucunya terluka setelah dikeroyok dan dipukul menggunakan batu saat menonton pertandingan sepak bola antarsekolah di Tuban. 

Saat itu, korban diajak temannya melihat kakak-kakak kelasnya bertanding sepak bola di Tuban, lalu keluarga di rumah dapat kabar korban dilarikan ke rumah sakit.

"Tahunya itu, teman sekolahnya ngabari cucu saya dibawa mobil ambulan ke rumah sakit, katanya habis tawuran," ungkapnya.

ZW, salah seorang guru olahraga SMK di Kecamatan Widang membenarkan terkait adanya tawuran antarsuporter saat pertandingan SMK di Kecamatan Widang melawan SMK di Kecamatan Tuban, Jumat (3/11/2023).

Tawuran antarsuporter yang masih pelajar tersebut terjadi saat salah satu kesebelasan kalah dan tidak terima dengan aksi suporter tim yang menang.

"Kejadiannya itu, saat pertandingan usai dan suporter yang menang ini bersorak-sorak, mungkin tersinggung atau gimana, lalu terjadi bentrok saling lempar batu," kata ZW saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/11/2023).

ZW juga membenarkan adanya satu pelajar yang jadi korban dalam insiden tersebut dan sedang dirawat di rumah sakit karena menderita luka-luka.

"Infonya ada satu korban dirawat di rumah sakit dan kabarnya juga sampai dioperasi," ungkapnya. 

Sementara, Ketua KKGO SLTP-SLTA Kabupaten Tuban, Sudikdo menyanggah kabar terkait adanya tawuran yang terjadi saat pertandingan sepak bola antarpelajar yang berlangsung di Stadion Lokajaya Tuban.

"Itu kejadiannya reflek aja dari anak-anak yang menonton kok," kata Sudikdo, dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (7/11/2023). 

Sudikdo mengaku, terkait insiden yang terjadi saat pertandingan sepak bola tersebut semua pihak telah sepakat berdamai.

"Sekarang juga sudah selesai dan sudah saling berdamai, karena yang terlibat itu juga anak pelajar," jelasnya.

Diketahui, turnamen sepak bola yang memperebutkan Piala Bupati Tuban 2023 itu digelar Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO) SLTP-SLTA Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dalam rangka Hari Jadi Ke-730 Kabupaten Tuban.

Selain turnamen sepak bola, terdapat 11 cabang olahraga juga digelar KKGO SLTP - SLTA dalam kompetisi pelajar tingkat Kabupaten Tuban tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/07/201625578/siswa-smk-di-tuban-jadi-korban-tawuran-saat-nonton-sepak-bola-piala-bupati

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com