Salin Artikel

Oplos Elpiji Subsidi ke Non-subsidi, Pria di Kota Malang Ditetapkan Tersangka

MALANG, KOMPAS.com - Seorang pria di Kota Malang, Jawa Timur, bernama Hendy Setiawan (35), ditetapkan menjadi tersangka tindak pidana penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Ia diduga mengoplos gas elpiji subsidi 3 kilogram ke tabung elpiji non-subsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram.

Tersangka ditangkap di ruko yang berada di Jalan Kalpataru Nomor 94 Kecamatan Lowokwaru pada Senin (6/11/2023) sekitar pukul 08.30 WIB pagi. Tersangka merupakan warga Jalan Jakarta, Kecamatan Klojen, Kota Malang, dan saat ini ditahan di Mapolresta Malang Kota.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto mengatakan, pihaknya mendapati praktik pengoplosan atau pemindahan dari elpiji tabung subsidi 3 kilogram ke tabung non-subsidi 12 kilogram dan 5,5 kilogram di lokasi penangkapan.

Praktik pengoplosan dilakukan dengan cara menyuntikkan satu tabung elpiji ke tabung lainnya menggunakan alat pipa besi khusus. Tersangka menerima keuntungan antara Rp 700.000 sampai Rp 1 juta setiap harinya.

"Jadi cukup lumayan omzet yang dihasilkan dari pengoplosan tabung-tabung subsidi ke non-subsidi ini. Saat ini masih kita lakukan pengembangan di mana saja mereka mengambil tabung subsidi ini," kata Danang pada Selasa (7/11/2023).

Hendy dalam melakukan aksinya dibantu pegawainya yang menjadi sopir, kernet dan pengisi tabung gas. Namun, rekan-rekan tersangka hanya dimintai keterangan saja oleh polisi, dan sejauh ini masih berstatus sebagai saksi.

Peran tersangka mengatur pengambilan elpiji 3 kilogram, mengatur pemindahan elpiji 3 kilogram subsidi ke tabung elpiji 12 kilogram dan tabung elpiji 5,5 kilogram non-subsidi, serta mengatur pendistribusian dan pengelolaan keuangan.

Sedangkan sopir dan kernet bertugas untuk mengambil gas elpiji 3 kilogram subsidi dari wilayah Kabupaten Malang dengan harga Rp 15.000 setiap tabungnya.

Selain itu, mereka bertugas untuk mengantar elpiji 12 kilogram non-subsidi seharga Rp 210.000 maupun elpiji 5,5 kilogram non-subsidi seharga Rp 70.000 kepada pelanggan yang sudah memesan dari tersangka.

"Setelah terisi, elpiji 12 kilogram dan 5,5 kilogram itu dijual dengan harga normal di wilayah Kota Malang maupun Kabupaten Malang," katanya.

Danang juga menyampaikan, perbuatan mengoplos gas elpiji itu sempat menyebabkan kecelakaan kerja. Yakni, dua pegawai tersangka mengalami luka bakar hingga harus dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

"Kejadian kecelakaan kerja itu terjadi sekitar 10 hari yang lalu. Ada yang mengalami luka bakar ringan dan luka bakar berat hingga 50 persen. Dan saat ini, masih dirawat di RSSA," katanya.

Tersangka dijerat dengan Pasal 55 UU RI Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana diubah dalam Pasal 40 ayat (9) UU RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Untuk ancaman hukumannya yakni 6 tahun penjara.

Polisi mengamankan berbagai barang bukti. Rinciannya, elpiji 5,5 kilogram sebanyak 33 tabung, elpiji 3 kilogram sebanyak 181 tabung, elpiji 12 kilogram sebanyak 42 tabung, timbangan duduk digital satu buah, satu buah alat heat gun, ratusan tutup elpiji dan satu set alat pemindah gas.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/07/183630778/oplos-elpiji-subsidi-ke-non-subsidi-pria-di-kota-malang-ditetapkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke